Niram dengan temannya sesama perampok sedang mengendarai kuda di hari yang cerah. Dia mengencangkan ikatan tas yang dipasangkan di kudanya. Masing-masing diisi oleh pisau-pisau yang sudah dipahat dengan baik, mantel bulu, serta beberapa potong daging. Beberapa barang curian ini telah membuat kudanya memikul terlalu banyak beban sehingga dia memutuskan untuk kembali ke tempat persembunyian mereka.
Minesh memperlambat laju majunya berjalan di sebelah Niram.
“Mengapa kau berjalan pelan?” tanyanya.
“Seseorang yang baik kepada kuda yang dia kendarai akan menerima hal yang serupa dari kuda tersebut,” jawab Niram.
“Ya, mungkin dia akan bisa dijual dengan harga lumayan di pasaran,” kata Minesh. “Dia sudah terlalu tua untuk ditunggangi.”
“Tidak. Kuda yang kau bilang tua ini telah menapaki berkilo-kilo meter jalan,” jawab Niram. Minesh mendahuluinya sambil menganggukan kepalanya.
Mereka akhirnya tiba di sebuah lapangan yang luas yang tidak jauh dari gua persembunyian mereka, matahari sudah terlihat di ufuk barat. Alunan angin menggoyang rumput di sana. Gundukan jemari berserakan seperti mayat di medan perang. Memandang seluruh pada ini, terlihat ada sebuah orang-orangan sawah dengan jerami yang berdiri tegak di atas dua bilah kayu kecil. Benda itu ditiup angin seperti hendak terbawa terbang, namun dengan sebuah sabit di sisi satu tangan lainnya.
Tak butuh waktu lama untuk keduanya berjalan melewati padang rumput melalui semak dan hampir tiba di mulut goa yang menganga.
Setelah berjalan pelan, dia akhirnya sampai di dekat kuda lainnya yang berdiri di pintu masuk gua, Niram bergabung dengan perampok lainnya yang sedang membakar api unggun di dalam gua. Rimeal, seorang lelaki dengan bekas luka yang membagi wajahnya mengangguk. Niram merogoh sakunya untuk melihat harta karun yang dia dapat: sebuah berlian merah menggantung dengan rantai.
Niram mengingat saat di mana dia melihatnya menggantung di leher seorang bangsawan wanita. Dirinya dan Rimeal biasa memperingatkan pedatang yang melintas akan bahaya perampok di sekitar sini, yang ternyata memang mereka lah perampoknya.
Memang para pegawal kereta telah menyadari adanya jebakan, tapi itu semua tidaklah cukup. Niram dengan cepat membungkam mereka dengan pedangnya yang menyabet satu orang dari mereka, sementara Rimeal melakukan hal yang sama pada penjaga yang lainnya. Sementara temannya yang lain mencoba untuk menghentikan laju kereta dengan anak panah, Niram memasuki kereta tersebut lalu meminta kalung itu dengan kasar. Niram lebih sigap menghalau wanita yang menyerangnya dengan pisau. Dia membalas dan kalung pun bisa dengan mudah didapatkan setelahnya
Niram menggenggamnya lalu dibersihkannya dari darah yang terciprat dari leher wanita tadi. Kemudian kalung itu dimasukkan ke dalam sakunya lagi setelah dia mendengar suara erangan kuda yang berdiri di dekat pintu masuk tadi.
“Ada tikus dalam jerami lagi?” Niram menjawab.
“Mereka melompat takut pada burung itu!” kata Rimeal.
“Bukan sekedar burung,” kata Minesh. “Itu adalah gerombolan burung kematian yang paling menakutkan … gagak!”
Mereka semua yang mendengar hal tersebut kemudian tertawa terbahak-bahak.
Memang benar, sebuah burung hitam pekat terbang di atas mereka memasuki gua, suara teriakan menggema mengganggu Niram. Dia melihat burung itu terbang berputar-putar di atas kepalanya. Dan burung itu tidak sedang mencari tempat untuk melahirkan. Gua itu seketika sunyi.
Kesunyian itu kemudian terpecah setelah ratusan burung gagak tiba-tiba masuk ke dalam gua dengan cepat disertai paruh dan cakar yang menakutkan. Semua orang yang ada di sana berteriak kesakitan ketika kulit mereka mulai terkelupas oleh ulah burung-burung tersebut. Satu gagak terbang ke arah Niram dan mengoyak pundaknya, membuat darah mengucur setelah dia membuat burung itu pergi.
Niram terjatuh ke atas tanah, mengerang ke sakitan di dalam gua. Di luar, gagak-gagak sudah banyak terbang menyelimuti bulan di langit. Suara teriakan gagak dan juga orang di dalamnya ini menggema menyerupai suara yang menakutkan yang pernah terdengar.
Dia melihat Rimeal lagi dan menemukan dirinya sudah bermandikan darah. Niram kemudian bersuha mencapai semak untuk bersembunyi di luar gua. Dia tidak ingin mati oleh burung-burung ini!
Di dekat semak tadi, gagak-gagak terbang dalam formasi lalu mengarah membentuk sebuah sosok. Orang-orangan sawah itu berdiri dengan kedua tangannya yang melebar membentuk salib diikuti oleh badai angin. Mulutnya tersobek lebar seolah tersenyum. Malapetaka segera datang: wajahnya menganga memperlihatkan giginya diikuti oleh gagak yang mengeluarkan gagak dari dalamnya
Orang-orangan sawah itu berbalik dan memandang lurus ke arah Niram. Matanya bersinar menyala di tengah padang yang hijau. Niram tak pikir panjang untuk berlari sekuat tenaga. Mahluk menyeramkan itu mengikutinya, melompat-lompat dengan cepat dengan kaki kayunya dengan kecepatan tinggi. Bau jerami busuk ini tercium jelas di penciuman Niram.
Niram sekilas berbalik ke belakang melihat sejauh mana mahluk itu mengejarnya. Kakinya menjadi sasaran pertama. Niram terjatuh dan mengerang kesakitan. Dia berteriak sambil ketakutan. Nafasnya terengah-engah. Bercampur ketakutan dan kelelahan. Usahanya untuk bangkit dan kembali berlari tak kunjung terlaksana. Yang bisa dia lakukan sekarang hanya pergi sebisa mungkin menggunakan kedua tangannya untuk lari dari kematian yang ada di belakangnya. Tapi orang-orangan sawah tersebut datang dari atas menginjak tubuhnya hingga menempel pada tanah.
Monster itu menarik kepala Niram untuk dipotong lehernya. Sebuah teror yang menakutkan menyelimuti Niram ketika sosok orang-orangan sawah itu menyentuhnya, kedua wajahnya hampir bersentuhan. Mulut mahluk itu dipenuhi oleh cairan aneh yang seolah menyerap jiwanya.
“Kau telah menyentuh wilayah kekuasaanku,” kata orang-orangan sawah itu. Suaranya dingin sekali seperti mayat hidup. “Dan semua yang tumbuh di sini adalah kepunyaanku.”
Seketika gagak-gagak pembunuh menyelubungi Niram dengan cakar yang tajam serta paruh lebarnya.
Udyr lebih daripada manusia; dia adalah bejana dari empat roh binatang yang tidak bisa dijinakkan. Ketika masuk kedalam kebengisannya, Udyr dapat memanfaatkan tenaga uniknya: harimau memberikan dia kecepatan dan keganasan, kura-kura ketahanan, beruang kemuliaan, dan phoenix api eternal. Dengan kombinasi kekuatan, Udyr dapat menjatuhkan setiap orang yang mencoba menyakitinya.
Di Freljord, ada kasta yang hidup di luar masyarakat. Mereka adalah tawanan dari dunia alamiah: the Spirit Walkers. Pada suatu generasi, seorang anak telah lahir di bawah bulan merah darah, anak yang dipercaya hidup di dua dunia roh dan manusia. Anak ini dibawa ke Spirit Walker untuk melanjutkan garis keturunan dukun. Udyr adalah anak tersebut, dan tahu benar akan auman serigala jauh sebelum dia belajar bahasa nenek moyangnya. Melalui Spirit Walker, Udyr suatu hari belajar makna dari panggilan roh dan menyeimbangkan alam. Spirit Walker seringkali memberitahu Udyr bahwa dia akan dites lebih daripada yang lainnya, karena roh dari Freljord bertumbuh lebih cepat, walaupun alasannya masih belum jelas.
Jawabannya datang di saat musim salju, selagi Udyr dan Spirit Walker diturunkan dari sosok mengerikan yang dikenal dengan bisikan mengerikan: the Ice Witch. Mengetahui bahwa bocah ini akan mudah dimangsa, Spirit Walker melindungi anak ini dari serangannya dengan ganti nyawanya. Diliput kesedihan, Udyr marah, dan dia merasakan Freljord pun menangis dengannya. Saat itu, bocah ini memeluk roh alam yang sakti dan menjadi hewan buas. Bepergian dengan kekuatan itu, kemarahan Udyr menggoncangkan gunung dan menyebabkan reruntuhan. Setelah Udyr berhasil melewati kedingingan, Ice Witch tidak dapat ditemukan dimana-mana.
Selama bertahun-tahun, suku di utara belajar untuk menghindari orang liar ini. Dan suatu saat, Udyr mencium bau dari orang yang melewati daerahnya tanpa rasa takut. Bertekad untuk mengejar pengusik hidupnya, dia bertarung, hanya untuk dikalahkan dengan mudah. Orang liar ini menyerang orang asing lagi dan lagi, hanya untuk disingkirkan langsung. Kelelahan dan terkalahkan, Udyr merasa kemarahannya surut dan menguak siapa yang bodoh sebenarnya. Lee Sin datang untuk mencari bimbingan dari Spirit Walker tetapi dia malah bertemu dengan orang yang juga kehilangan arah. Biksu ini berjanji untuk membenarkan jalan Udyr dan memimpinnya ke kuil yang dijaga oleh empat roh eternal yang kuat dan bijaksana. Disana, Udyr menemukan harmoni.
Lee Sin membawa Udyr ke tempat dimana ada kontras ke tempat lahirnya. Bertahan hidup bukan hanya hukum yang mengatur kehidupan di Ionia dan makhluk di dalamnya. Untuk pertama kali, Udyr merasakan kedamaian dengan roh yang mengelilinginya dan menemukan ketenangan dengan manusia. Waktunya bersama dengan para biksu mengajarkan dia untuk mengatur nalurinya, sementara meditasinya mengajarkan dia kebijaksanaan. Melalui mereka, Udyr belajar untuk menjadi Spirit Walker selanjutnya.
Udyr berhutang banyak kepada para Ionian. Itu adalah hutang yang dia tidak ingin ingat, tetapi dia akan bayar berkali-kali lipat. Ketika pasukan Noxus datang, Udyr tidak tinggal diam selagi tentara tersebut menindas Ionia yang dapat – dia tidak lupa untuk unjuk gigi. Udyr menerjang pasukan itu dengan keganasan dan membuat mereka ketakutan. Dari pepohonan, cakarnya merobek Noxia; di hulu sungai, dia melempar mereka kembali sepert banjir, dan disana dia menghabiskan mereka semua dengan api ganas. Hanya ketika para Noxian pergi dengan ketakutan Udyr mulai mereda.
Kedamaian kembali ke Ionia, tetapi Udyr tetap merasakan sesuatu yang berbeda dibanding yang sisanya. Roh dari Freljord memanggilnya, memperingati ada kejahatan dari dalam es. Udyr mengerti ancaman utama yaitu dari Ice Witch dia adalah pemimpin dari kegelapan yang hebat dan menyelubungi dataran. Bersenjatakan roh dari kuil tersebut, Udyr kembali ke Freljord, berusaha mempertahankan dunia dari mereka yang mengancam keseimbangan.
Darius dan saudaranya Draven tumbuh dewasa sebagai anak yatim di kota pelabuhan, Basilich. Darius berjuang untuk menghidupi mereka berdua, dia terus berkelahi dengan geng orang miskin lain yang mengancam adiknya—bahkan penjaga kota. Setiap harinya di jalanan adalah perjuangan untuk bertahan hidup, dan Darius mendapatkan lebih banyak luka di musim panas ke-12nya dibandingkan seumur hidup seorang prajurit.
Setelah Basilich dikuasai oleh perluasan kerajaan Noxus, komandan hebat, Cyrus melihat kekuatan di kedua kakak beradik itu, dan mereka mendapatkan tempat di antara prajurit perang. Bertahun-tahun kemudian, mereka bertarung melawan begitu banyak peperangan yang sangat melelahkan, dan menghancurkan banyak pemberontak yang menentang kerajaan.
Di kerajaan itu, siapa saja bisa berkuasa, tidak peduli kelahiran, budaya, atau latar belakang, dan Darius sangat menyukai idealisme itu. Dari awal yang sederhana, pangkatnya terus naik, dia selalu mengutamakan tugasnya, dan dia sangat dihormati atas agresi, kedisiplinan, dan pantang menyerah. Di lahan Dalamor Plain yang dipenuhi darah, dia bahkan memenggal jendral Noxus yang memerintahkan mundur seperti pengecut. Dengan teriakan perang dan kampak berdarah di tangannya, Darius memimpin prajurit yang terpecah dan memenangkan pertarungan tersebut melawan musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak.
Dia kemudian dihadiahi pangkat komando senior, lalu menarik ribuan prajurit dari seluruh penjuru kerajaan. Darius banyak menolak mayoritas prajurit itu, dia hanya menerima yang terkuat, disiplin dan bertekad baja saja. Kehebatannya terkenal bahkan hingga di luar wilayah Noxus, hingga sudah biasa melihat kota langsung menyerah ketika melihat benderanya.
Setelah berjuang mendapatkan kemenangan melawan benteng awan Varju, mereka adalah pejuang hebat yang telah berhasil bertahan dari agresi Noxus selama bertahun-tahun, Darius dinobatkan menjadi the Hand of Noxus oleh sang Kaisar Boram Darkwill. Mereka yang mengenal Darius paham dia tidak menginginkan kekuasaan atau pujian—dia hanya ingin melihat kejayaan Noxus—maka Darkwill memerintahkan Darius dan pasukannya menuju jauh ke utara yaitu Freljord, untuk menguasai para suku bar-bar tersebut.
Serbuan itu berjalan selama bertahun-tahun, kemudian berakhir menjadi kebuntuan yang pahit. Darius berhasil selamat dari upaya pembunuhan, penyergapan, bahkan ditangkap oleh suku Winter’s Claw yang kejam. Darius mulai lelah dengan upaya perang yang tiada akhir, dia kembali ke Noxus untuk meminta mundur.
Dia bergegas bersama para veterannya menuju ibu kota, kemudian melihat sang kaisar telah mati, dibunuh pada suatu kudeta yang dipimpin oleh Jericho Swain. Tindakan itu didukung oleh banyak rekan, termasuk adik Darius sendiri, Draven.
Ini adalah hal yang sulit. Sebagai tengan kanan, banyak bangsawan mengira Darius akan membalas kematian Darkwill, tapi dia mengenal dan sangat menghormati jendral terasing Swain, dan dia sebelumnya menentang pencabutannya setelah kegagalan serangan di Ionia beberapa tahun lalu. Sumpah sang tangan kanan adalah untuk Noxus, bukan untuk penguasa tertentu, dan Swain adalah pria yang menjelaskan visinya untuk kerajaan. Darius menyadari Swain adalah pemimpin yang siap dia ikuti… tapi Swain memiliki ide lain.
Dengan didirikannya Trifarix, tiga individu akan menguasai Noxus, masing-masing mewakili satu prinsip kekuatan: Visi, Kekuatan, dan Kegesitan. Darius dengan senang hati menerima posisi di dewan, dan bersumpah mendirikan pasukan elit Trifarian, pasukan paling loyal dan elit kerajaan itu—dan memimpin pasukan Noxus menuju zaman penaklukan.
Iklan online atau Online Advertising adalah Info atau pesan yang disampaikan kepada khalayak umum dengan tujuan untuk mengenalkan, Mengajak, Membujuk agar khalayak umum atau Masyarakat ikut pada suatu ajakan tertentu yang terpasang dan bisa terlihat pada jaringan internet.
4 Cara Promosi Online Yang Efektif Untuk UKM dan Online Shop
Diantara banyak cara promosi online, inilah 4 yang cara dan media
yang menurut kami paling efektif untuk mempromosikan ukm ataupun online
shop Anda.
Cara promosi online 1 : Dengan media sosial media
Cara promosi online yang efektif pertama adalah promosi dengan menggunakan sosial media. Alasannya adalah karena saat ini sosial media sudah menjadi gaya hidup bahkan bagian dari hidup masyarakat.
Contoh Iklan online yang berbentuk GIF
Dengan cara promosi online yang efektif di sosial media ini pada
dasarnya sama dan bisa menggantikan cara-cara promosi offline. Bedanya
adalah Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mencetak media promosi
seperti brosur, leaflet, spanduk atau bahkan baliho.
Yang Anda butuhkan untuk promosi online hanyalah gambar digital
dengan format JPG, GIF atau PNG yang bisa Anda buat secara gratis.
Selain itu Anda juga butuh naskah iklan (copywriting/ adcopy) untuk
memperkuat gambar Anda.
Analogi cara promosi online yang efektif di sosial media
Untuk bisa lebih mudah dalam memahami promosi online di ranah sosial
media ini kami menganalogikan sosial media itu sebagai sebuah daerah
atau kawasan yang ada penduduknya.
Misalnya ada satu kawasan yang bernama Facebook. Kawasan bernama
Facebook ini maksimal hanya bisa dihuni oleh 5000 orang saja dan 4999
orang lainnya merupakan keluarga dan sebagian besar yang lainnya adalah
tetangga atau calon pembeli kita.
Cara organik
Dalam hidup bertetangga kuncinya adalah interaksi. Semakin sering
interaksi dan semakin banyak tetangga yang berinteraksi dengan kita,
sebagai konsekuensinya kita akan dikenal oleh banyak orang. Kalau orang
sudah mengenal siapa kita maka akan timbul suatu kepercayaan. Sehingga
ketika kita menawarkan sesuatu maka akan lebih mudah diterima oleh para
tetangga yang mengenal kita.
Seperti itulah kalau kita menggunakan cara promosi online yang
efektif di sosial media dengan menggunakan cara organik atau gratisan.
Kuncinya ada pada interaksi dengan teman ataupun pengikut (followers)
kita di sosial media.
Namun yang perlu kita sadari adalah bahwa membangun interaksi ini
butuh waktu yang tidak sebentar. Tidak mungkin kita bisa berinteraksi
dengan 4999 orang hanya dalam waktu 1 hari saja. Kalaupun bisa maka akan
dianggap tindakan illegal oleh Facebook. Tetapi kalau Anda bisa
bersabar maka Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk
mempromosikan ukm atau online shop Anda.
Cara berbayar
Untuk berpromosi online yang efektif lewat sosial media sebenarnya
bisa Anda jalankan tidaknya dengan cara organik saja. Ada cara yang
lebih cepat tanpa perlu menjalin interaksi dengan calon pembeli kita.
Caranya adalah dengan menggunakan iklan berbayar seperti Facebook Ads
dan Instagram Ads.
Untuk cara berbayar dengan iklan seperti Facebook Ads ini kami
analogikan sebagai mobil promosi. Coba Anda bayangkan di pinggir jalan
ada banyak orang yang berjalan kali, banyak terdapat cafe dan banyak
orang yang duduk di cafe pinggir jalan tersebut.
Mereka asyik berbincang dengan teman-temannya atau dengan dunia
mereka sendiri. Lalu tiba-tiba di jalan raya tersebut mobil promosi Anda
lewat dengan tampilan yang menarik, terdapat foto produk Anda di sana,
dilengkapi dengan alunan musik dan ada alamat juga no telp Anda. Untuk
bisa masuk ke jalan tersebut Anda harus membayar ke pemilik jalan supaya
Anda bisa berpromosi di sana. Sebagai konsekuensinya akan banyak mata
yang perhatiannya tertuju pada mobil Anda dalam waktu singkat, namun ada
juga yang tidak.
Semakin banyak orang yang perhatiannya tertuju pada mobil Anda maka
akan semakin bagus. Dan untuk bisa mencapai hal tersebut maka ada
beberapa kuncinya, diantaranya :
Untuk masyarakat yang mana Anda ingin menampilkan mobil promosi tersebut (target audience)
Dijalan apa Anda ingin menjalankan mobil promosi Anda (placement)
Seberapa kuat mobil promosi Anda bisa menarik perhatian orang-orang (ad creative)
Seberapa sering Anda menjalankan mobil promosi Anda (frekuensi)
Berapa anggaran Anda untuk bisa membayar pemilik jalan (budget)
dll
Seperti itulah yang akan terjadi jika Anda menggunakan cara
promosi online lewat sosial media secara berbayar. Dalam waktu singkat
Anda bisa menjangkau banyak orang yang Anda tentukan sendiri. namun
sebagai konsekuensinya Anda harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit
untuk membayar iklan di sosial media, belum lagi menyewa jasa desianer
gratif atau pembuat video untuk membuat iklan Anda tampil menarik.
Cara promosi online 2 : Dengan media search engine
Cara promosi online yang efektif kedua adalah dengan media search
engine atau mesin pencari seperti Google, Bing ataupun Yahoo Search.
Alasannya adalah manusia butuh informasi dan informasi itu kebanyakan
tidak datang sendiri, melainkan datang dengan dicari. Maka dari itu
keberadaan mesin pencari bisa menjadi solusi promosi online bagi ukm dan
online shop sekaligus untuk pencari informasi terkait produk atau jasa.
Search engine ini bisa kita posisikan sebagai orang yang serba tahu
segala macam informasi. Ketika ada orang yang bertanya pada search
engine, maka dengan cepat search engine akan memberikan banyak
rekomendasi yang terbagi dalam beberapa halaman yang sering disebut
sebagai Search Engine Result Page (SERP).
Rekomendasi ini disusun oleh search engine berdasarkan konten dan
konteks yang paling relevan, terbaru dan terpopuler. Urutan teratas dan
paling depan dari SERP merupakan tempat yang paling bagus untuk
mempromosikan produk dan saja dari UKM atau bisnis online.
Untuk bisa mencapai posisi tersebut maka website atau halaman digital Anda haruslah memenuhi beberapa kriterian berikut ini :
loading websitenya ringan dan cepat
struktur datanya ramah dengan mesin pencari
relevan dengan topik atau kata kunci yang dicari oleh orang lain
kontennya selalu update
ada banyak akun sosial media yang membagikan link website serta banyak website lainnya yang mem-backlink url kita.
Cara organik
Cara promosi online lewat search engine secara organik ini disebut dengan Search Engine Optimization (SEO). SEO
ini adalah sebuah teknik untuk bisa menempati ranking pertama di
halaman hasil pencarian search engine (SERP). Kalau sudah menempati
rangking pertama maka dalam kurun waktu yang lama calon pembeli bisa
terus berdatangan ke website kita tanpa perlu mengeluarkan uang.
Hanya saja untuk bisa menempati rangking pertama ini dibutuhkan waktu
yang tidak sebentar serta kemampuan teknis yang mumpuni. Contoh
kemampuan teknis di sini antara lain :
kemampuan melakukan riset kata kunci atau keyword
kemampuan menulis konten
kemampuan membangun backlink
kemampuan membuat website yang ringan dan cepat
kemampuan menganalisa data
dll.
Bahkan jika semua kemampuan itu kita miliki, belum tentu kita
bisa menempati peringkat pertama SERP. Karena untuk bisa masuk di sana,
sepenuhnya merupakan kewenangan dari mesin pencari. Yang bisa kita
lakukan hanyalah mematuhi rambu-rambu yang sudah diberikan oleh mesin
pencari.
Cara berbayar
Seperti halnya cara promosi online lewat sosial media, promosi online
lewat media search engine pun juga ada cara yang lebih cepat dan mudah
tanpa perlu memiliki kemampuan teknis di atas. Namun sebagai konsekuensi
atas kemudahan tersebut kita harus membayar kepada search engine.
Semakin banyak kita membayar, maka search engine akan memberikan kita
tempat terbaik untuk muncul dalam halaman rekomendasi mereka. Di Google
fasilitas ini bernama Google Ads.
Dengan Google Ads Anda bisa menargetkan kata kunci dan menampilkan
website Anda di peringkat paling atas. Dan untuk biayanya Anda dikenakan
biaya ketika ada orang yang klik iklan Anda, bukan pada seberapa banyak
iklan Anda muncul di halaman hasil pencarian.
Cara promosi online 3 : Dengan media marketplace
cara promosi online yang efektif ketiga adalah dengan menggunakan
marketplace. Alasannya saat ini masyarakat sudah banyak yang teredukasi
lewat marketplace karena gencarnya iklan di televisi. Mulai dari
anak-anak hingga orang tua mungkin sudah mengetahui apa itu Tokopedia,
Bukalapak maupun Shopee.
Selain itu marketplace menawarkan pengalaman berbelanja online yang
lain daripada toko online pada umumnya. Di marketplace banyak penjual
sehingga pilihan untuk mendapatkan produk pilihannya lebih banyak dan
harganya juga kompetitif. Dari segi keamanan transasksinya pun juga
terjamin di marketplace.
Maka tidak mengherankan apabila pengguna marketplace makin lama makin
banyak. Berdasarkan fakta inilah marketplace bisa menjadi cara promosi
online yang efektif untuk UKM dan bisnis online, terlepas dari segala
kontroversinya.
Analogi promosi online lewat marketplace
Kalau kita analogikan marketplace itu adalah pasar. Tempat dimana
penjual dan pembeli bertemu. Dipasar ada lapak untuk para penjual
menggelar dagangannya. Di marketplace pun juga sama. Cuma bedanya
pengguna marketplace bisa punya 2 peran sekaligus dalam 1 akun. Bisa
sebagai pembeli saja, atau jika dia mau bisa juga menjadi penjual di
marketplace.
Kunci untuk berjualan sekaligus promosi online di marketplace ada beberapa, antara lain :
harga jual
tampilan produk
reputasi
lokasi dan posisi
penawaran
ongkos kirim
dan kebijakan after sales (garansi, retur, dll)
Namun pola cara promosi organik di marketplace ini juga hampir
mirip dengan sosial media ataupun search engine. Perlu waktu yang cukup
lama untuk bisa pecah telor dan membangun reputasi yang bagus di
marketplace. Hal ini dikarenakan faktor harga jual yang murah saja tidak
menjamin sukses promosi di marketplace. Ada banyak faktor yang
menentukan terjadinya penjualan di marketplace.
Maka dari itu, marketplace pun juga menawarkan jalan pintas dengan
membuat fitur iklan. Jika di Tokopedia namanya TopAds, di Bukalapak
namanya BukaIklan dan di Shopee namanya Iklanku. Itu semua bertujuan
untuk mendapatkan posisi yang bagus di marketplace.
Kalau kita kembali ke pasar sebagai analogi dari marketplace, lapak
yang dekat dengan pintu masuk maka peluang terjadinya transaksi lebih
tinggi daridapa yang jauh dari pintu masuk. dan sekali lagi, untuk bisa
mendapatkan tempat yang startegis ini harus keluar uang yang lebih
daripada membuka lapak tempat yang seadanya.
Cara promosi online 4 : Dengan media email
Cara promosi online yang efektif keempat adalah dengan menggunakan
media email. Cara ini sering kita kenal sebagai email marketing atau
pemasaran lewat email.
Sebenarnya cara promosi online lewat email marketing ini sudah ada
sejak lama. Hanya saja di Indonesia masih sedikit yang menggunakan email
sebagai media promosi online. Namun memasuki tahun 2018 ini, sudah
nampak pergerakan dari ukm dan online shop yang mulai menggunakan email
marketing sebagai salah satu senjata promosi online.
Cara penggunannya email marketing ini terbilang cukup mudah. Anda hanya tinggal berlangganan di layanan email marketing seperti KIRIM.EMAIL,
membuat database email (list building) kemudian melakukan pengiriman
email secara masal (broadcast) ataupun terjadwal (autoresponder).
Sesederhana itu email marketing. Namun biarpun sederhana, promosi
online dengan email marketing ini mempunyai konversi yang tinggi jika
dibandingkan dengan media promosi online yang lainnya. Maka tidak
mengherankan apabila diluar negeri email marketing menjadi primadona
bagi para pebisnis maupun internet marketer.
Cara promosi online paling efektif
Sekarang kita sudah sampai di bagian akhir dari artikel tentang cara
promosi online yang efektif ini. Setelah Anda membaca beberapa point di
atas, mungkin Anda bertanya, cara promosi manakan yang paling efektif?
Semua cara promosi online di atas efektif untuk menghasilkan
penjualan dan menjangkau calon pembeli potensial. Sedangkan yang paling
efektif adalah gabungkan semua cara promosi online di atas supaya
hasilnya juga maksimal.
Namun semuanya kembali ke Anda masing-masing. Mau pilih salah satu
atau mau pakai semuanya boleh. Yang penting bisa menghasilkan penjualan
untuk bisnis Anda.
JIka ada yang kurang jelas atau mungkin Anda mempunyai pertanyaan
terkait cara promosi online yang efektif ini silakan Anda sampaikan
melalui kotak komentar di bawah ini. Terima kasih dan sampai bertemu di
artikel berikutnya.
Iklan Online adalah upaya pemasaran online dengan menampilkan sebuah situs web pada hasil pencarian search engine dengan cara berbayar. Iklan olnlin juga bias di gambarkan sebaga kegiatan memasang iklan untuk menawarkan produk atau jasa lewat dunia maya, yang tujuannya tidak lain adalah untuk meraih keuntungan dari kegiatan penjualan.
Dibawah ini ada beberapa contoh jenis-jenis iklan online :
1. Direct Advertising
Dimana pemasang iklan dan pemilik media berhubungan langsung dan
menandatangani kontrak untuk menampilkan iklan atau inisiatif promosi
lainnya.
Kelebihan : Cepatnya proses promosi karena banyak perusahaan
menggunakan bentuk iklan ini sebagai sarana untuk menghilangkan
kebutuhan menjual produk melalui pihak ketiga.
Kekurangannya : Kurang luasnya pemasaran karena tanpa ada lagi pihak ketiga yang membantu pemasaran. Memerlukan banyak waktu dalam pertemuan antara pemasang iklan dan pemilik media.
2. Self-service Advertising
Pendekatan iklan baru dimana materi iklan, penempatan iklan, tampilan
serta teks dikerjakan sendiri oleh pemasang iklan melalui metode proses
yang dilakukan sendiri di online. Contoh : Blogads dan Google AdWords.
Kelebihan : Pemasang iklan dapat menjelaskan produk melalui blogs yang dimiliki, dengan disertai gambar produk atau jasa yang dipromosikan.
Kekurangannya : Tidak bisa menentukan atau memprediksi pasar, karena dilakukan secara mandiri oleh perusahaan di dalam sebuah blog dan sebagainya.
3. Ad Networks
Sebuah jaringan (network) iklan yang menghubungkan dan memediasi
antara pemasang iklan dengan pemilik situs web. Jaringan iklan seperti
ini biasanya menargetkan kampanye-kampanye yang tidak mempunyai target
audience khusus, tetapi mengincar sebesar mungkin orang yang melihat
iklan dengan biaya sekecil mungkin. Contoh : ValueClickMedia dan Tribal
Fusion.
Kelebihan : Biaya pemasangan iklan cukup murah tidak terlalu mahal.
Kekurangannya : Jumlah calon konsumen tidak terlalu banyak jika iklan yang dipasang di web tidak terlalu banyak dikunjungi pengguna internet.
4. Contextual Advertising
Iklan yang ditargetkan pada content. Iklan tidak ditampilkan secara
random, tetapi telah dipilih oleh sistem secara otomatis sesuai dengan
content yang relevan dengan iklan tersebut. Contoh : Google AdSense dan
Yahoo Publisher Network.
Kelebihan : Posisi iklan dipilih oleh sistem tepat sesuai
produk yang dipromosikan, maka akan kemungkinan untuk dilihat banyak
pengguna internet atau calon konsumen.
Kekurangannya : Iklan yang ditargetkan pada content. Iklan tidak
ditampilkan secara random. Posisi iklan dipilih oleh sistem, maka pasar
konsumen tidak dapat ditentukan oleh pemasang iklan.
5. Twitter Advertising
Iklan yang berfungsi sebagai tweet dari pemasang iklan, yaitu iklan
berbasis keyword yang pendek, yang didistribusikan kepada user yang
membaca content yang sesuai dengan keyword yang dipilih. Contoh : Magpie
dan Twittad.
Kelebihan : Twitter merupakan salah satu situs jejaring
sosial terbesar di dunia, iklan yang dipasang di twitter akan banyak
dikunjungi oleh calon konsumen.
Kekurangannya : Pengguna twitter mengabaikan iklan karena lebih fokus
pada konten dari twitter itu sendiri. Dan memerlukan waktu dalam
memilih konten yang dicari.
6. In-Text Advertising
Sistem in-text advertising secara otomatis menghubungkan kata-kata
tertentu di dalam website dengan content iklan yang berhubungan. Contoh :
Kontera dan Vibrant in-Text Ad.
Kelebihan : Dapat mempermudah sebab menghubungkan kata-kata
tertentu di dalam website dengan konten iklan yang berhubungan dan
mempermudah dalam mencari iklan yang dicari atau diinginkan.
Kekurangannya : Banyak iklan yang muncul yang mungkin saja kurang relevan dengan yang dimaksud. Calon konsumen tidak bisa diprediksi oleh pemasang iklan.
7. Ad Network Optimization
Jasa optimasi iklan ini mengevaluasi dan memilih iklan yang membayar
terbanyak untuk ditampilkan dalam halaman web dengan mengevaluasi semua
pilihan serta ukuran iklan yang paling baik, dan karakteristik
visualnya. Contoh : PubMatic dan YieldBuild.
Kelebihan : Iklan memiliki ukuran paling baik karakteristik visualnya maka akan ditampilkan dalam halaman web.
Kekurangannya : Iklan yang tidak memiliki ukuran iklan baik maka
iklan tidak akan muncul dalam halaman web. Tidak semua produk yang
diiklankan dapat menggunakan bentuk ini, terutama perusahaan kecil.
8. Rep Ad Agencies
Agen periklanan yang mewakili blog-blog serta situs web tertentu dan
memediasi penjualan mereka untuk kampanye-kampanye besar yang dilakukan
brand-brend besar ataupun agensi iklan besar. Contoh : Federated Media
dan Tribal Fusion.
Kelebihan : Memudahkan untuk mempromosikan, dan adanya
prediksi terlebih dahulu karena pihak agensi membantu strategi pemasaran
melalui bentuk iklan ini.
Kekurangannya : Biaya pengeluaran iklan akan lebih besar, karena melalui beberapa pihak penyedia ruang iklan dan perantara.
9. Social Advertising
Iklan untuk sosial media. Tidak seperti iklan tradisional, format
iklan ini memanfaatkan dinamika pengaruh sosial seperti pengaruh peer
group, word of mouth, viral marketing dan rekomendasi langsung dari
teman ke teman. Contoh : VideoEgg dan Meebo.
Kelebihan : Promosi melalui Social Advertising digunakan di
media sosial yang banyak digunakan pengguna internet, sehingga
memudahkan dalam promosi dan biaya yang lebih murah.
Kekurangannya : Harus memiliki iklan yang dipasang pada website atau
blogs lain agar memudahkan proses promosi. Feedback yang diberikan
memerlukan waktu cukup lama.
10. Video Advertising
Bentuk iklan yang ditargetkan pada content video. Berbagai format
tersedia, termasuk iklan dinamis yang bisa tampil sebelum, setelah,
ataupun selama tayangnya content video tertentu. Contoh : Voxant dan
AdSense for Video.
Kelebihan : Berbagai format tersedia, termasuk iklan dinamis
sehingga membuat lebih menarik yang bisa tampil sebelum, setelah,
ataupun selama tayangnya konten video tertentu.
Kekurangannya : Pengguna yang melihat iklan tersebut tidak memiliki
koneksi baik iklan tidak dapat dilihat secara maksimal. Pengguna
cenderung mengabaikan isi iklan karena fokus pada konten video yang
dituju.
11. RSS Advertising
Iklan ini ditampilkan di dalam RSS Feed, yang bisa disesuaikan dengan
konteks content RSS feed tersebut atau secara manual ditargetkan pada
kebutuhan promosi tertentu. Contoh : Pheedo dan Feedvertising.
Kelebihan : Dapat menyesuaikan penempatan iklan melalui klasifikasi kebutuhan yang sudah ditentukan.
Kekurangannya : Tidak dapat dilihat oleh semua pengguna karena telah diklasifikasikan.
12. Sponsorship
Adalah bentuk bantuan dana atau bisa juga dalam bentuk produk atau
layanan sebagai ganti promosi terhadap suatu brand. Sponsorship online
adalah strategi alternatif yang banyak digunakan dan dianggap lebih
efektif daripada pemasangan iklan online berbentuk banner.
Kelebihan : Lebih efektif karena tidak memerlukan promosi
lagi, dapat sebagai ganti promosi. Dan lebih efektif digunakan
mensponsori acara-acara yang berkaitan dengan produk atau jasa
perusahaan.
Kekurangannya : Memerlukan biaya yang cukup besar. Penjelasan
mengenai produk atau jasa tidak ada, karena biasanya hanya berbentuk
logo perusahaan.
Nasus,
seorang Ascended Shurima kuno yang berkepalakan serigala, adalah tokoh
penting yang dianggap setengah dewa oleh rakyatnya. Dengan kecerdasan
yang dia miliki, Nasus adalah jendral dengan pengetahuan serta
kebijaksanaan yang membawa Shurima kepada kejayaan selama beribu-ribu
tahun lamanya. Setelah kehancuran kerajaannya, dia mulai mengasingkan
dirinya, dan pergi menjauh dari statusnya sebagai seorang legenda.
Sekarang Shurima bangkit sekali lagi, dia telah kembali, dan kali ini
dia memastikan kotanya tidak akan pernah runtuh lagi.
Kecemerlangan
Nasus sudah diakui dari usia muda, jauh sebelum dia dipilih dan
disejajarkan dengan para Ascended. Dia telah banyak sekali menuntut ilmu
di banyak tempat, dia membaca banyak hal, menghafal dan mengkritisi
karya terbesar yang pernah ada, semua filsafat serta retorika yang ada
dalam perpustakaan the Library of the Sun. Semangat ini sayangnya tidak
turun kepada adiknya Renekton, yang cenderung cepat bosan, dan memilih
untuk menghabiskan waktunya untuk berkelahi dengan anak sepantarannya.
Mereka berdua cukup dekat. Nasus sangat perhatian pada adiknya dan tak
ingin dia jatuh terlalu dalam pada masalah yang kerap terjadi. Sampai
akhirnya, Nasus dipanggil untuk masuk ke dalam Collegium of the Sun
untuk menuntut ilmu.
Mencari ilmu sebanyak mungkin
adalah hal yang selalu dilakukan oleh Nasus. Namun hal tersebut tidak
mengurangi keahliannya dalam mengatur strategi peperangan yang akhirnya
membuatnya dinobatkan sebagai jendral perang termuda yang pernah ada di
sejarah Shurima. Tentu saja kemampuan kompeten Nasus ini hanya berlaku
dalam bidang perencanaan, dan bukan terjun langsung ke medan perang.
Setiap
strategi yang dia susun selalu menjadi legenda. Di dalam peperangan,
dia selalu memiliki beberapa langkah di depan semua musuhnya, mampu
memprediki pergerakan mereka, reaksi mereka, serta tahu saat yang tepat
untuk menyerang atau mundur. Dia juga tipe pemimpin yang paham akan
prajurit yang dipimpinnya. Mereka semua diperlakukan dengan baik, dan
dibayar dengan cukup, semuanya begitu terorganisir dengan baik. Setiap
kematian mereka adalah kesedihan bagi Nasus. Tak pernah sekalipun Nasus
mengirim pasukannya maju untuk mati. Dia pun dicintai serta dihormati
oleh semua orang, karena jasanya yang sangat besar pada Shurima. Bersama
adiknya, Renekton, yang berdiri di garis depan peperangan, mereka
berdua menjadi pasangan yang peperangan selalu berpihak pada mereka
berdua.
Meskipun Nasus tidak pernah kalah, dia
sendiri mengakui bahwa dia membenci peperangan. Namun dia juga mengerti
mengapa peperangan itu dilakukan, yang setidaknya demi tujuan negara
ini. Tujuannya hanya satu, dengan Shurima yang dipimpin dengan baik, dia
yakin kehidupan orang-orang setelahnya akan menjadi lebih cerah.
Selama
Nasus beraksi, semua buku, kitab, nasihat, dan sejarah atas budaya
musuh yang dia taklukkan diabadikan dalam di dalam perpustakan di
kerajaan yang menggunakan namanya. Rasa laparnya akan pengetahuan
bukanlah diperuntukkan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk dibagikan
pada seluruh Shurima, untuk membuat dunia menjadi lebih baik lagi.
Setelah
bertahun-tahun mengabdikan tugasnya pada Shurima, Nasus dibuat frustasi
oleh penyakit yang dideritanya. Beberapa orang berkata bahwa dia
tertular wabah penyakit dari Amumu, seorang raja kecil yang terkena
kutukan yang sangat mengerikan. Sementara yang lainnya berkata bahwa
dirinya juga terkena sihir oleh ketua dari suku Icathian. Apapun itu,
dia telah divonis oleh dokter kerajaan bahwa umurnya tidak akan lebih
dari seminggu lagi.
Semua warga Shurima bergeming
sedih. Bagi Nasus, dia senang karena banyak orang yang begitu
menyayanginya. Sang raja sendiri memohon kepada the Priest, mereka yang
mampu berkomunikasi dengan dewa, untuk meminta bantuan agar bisa
memulihkannya. Sehari setelah hal itu terjadi, the Priest tadi
menyatakan bahwa Nasus harus disucikan oleh ritual Ascension.
Renekton,
yang saat itu menjadi pemimpin perang bergegas untuk kembali dan
menemani kakaknya. Penyakit itu begitu ganas bahkan hingga membuat Nasus
lebih kurus dari tengkorak sekalipun. Dagingnya sudah tak terlihat
sementara tulangnya terlihat begitu rapuh seperti gelas kaca. Saking
lemahnya, untuk memanjat tangga ke tempat ritualnya saja dia tak mampu.
Kasih
sayang dari Renekton pada kakaknya ini lebih besar dari apapun. Tak
akan dia biarkan Nasus mati sekarang. Dengan tidak mempedulikan perintah
kakaknya yang menolak untuk ditemani, Renekton rela untuk menopang
Nasus di tempat di mana cahaya akan datang mengobati Nasus yang mungkin
akan berakibat buruk pada Renekton. Akan tetapi, Renekton tidak mati
seperti yang orang-orang kira. Ketika cahaya itu selesai menyinari
mereka berdua, terlahirlah dua orang Ascension di depan ribuan warga
Shurima yang hadir. Sang raja pun berlutut berterima kasih atas
pertolongan yang datang ini.
Di mulai saat itu,
tubuh Nasus berubah tegap dengan kepala serigala. Matanya menyinarkan
sebuah intelegensi. Renekton juga tidak kalah gagahnya. Dia lebih
menyerupai buaya kekar. Mereka semua menjadi dua pahlawan legendaris
Shurima, pelindung, the Ascended.
Renekton kini
semakin tak terkalahkan dalam pertarungan. Sementara Nasus berkembang
dengan ilmu pengetahuannya yang tidak bisa lagi dimengerti oleh mahluk
fana. Umurnya yang abadi juga seolah menjadi kutukan untuknya untuk
terus menuntut ilmu yang tak ada habisnya.
Satu hal
yang terjadi sebagai efek dari ritual itu adalah Nasus yang melihat
Renekton terlalu dikuasai oleh kekuatannya. Pernah suatu ketika mereka
semua menaklukan kota Nashramae, Nasus melihat sendiri bagaimana
Renekton dan prajuritnya memimpin pemenggalan kepala semua orang yang
masih tersisa di sana. Selain itu, Renekton juga lah yang
memporakporandakan perpustakan besar Nashramae tanpa sempat dipelajari
oleh Nasus apa yang ada di sana. Saat itu, mereka berdua sama-sama tidak
senang dan mengacungkan senjata ke arah satu sama lain, di tengah kota.
Pertarungan itu tidak berjalan lama setelah nafsu Renekton yang
akhirnya pudar dan membuatnya membalikkan badannya dengan wajah malu.
Selama
puluhan tahun berikutnya, Nasus tak henti mempelajari apa yang bisa dia
raih. Dia akhirnya sampai kepada pencerahan atas makam rahasia raja
legendaris Tomb of Emperor yang tersembunyi jauh di bawah ibukota
Shurima.
Nasus dan Renekton dibuat berada jauh dari
tempat di mana ritual Ascension Azir menghasilkan malapetaka yang
disebabkan oleh penasihatnya, Xerath. Mereka berdua mencoba untuk
kembali secepat mungkin, namun semuanya terlambat. Azir telah mati, dan
mereka dihadapkan dengan kekuatan besar dalam diri Xerath.
Usaha
mereka untuk membunuhnya sia-sia. Mereka tidak cukup kuat. Renekton,
sebagai penebusan kejadian di Nashramae dulu, berhasil menangkap Xerath
untuk kemudian dikurung di Tomb of the Emperors, dengan niatan Nasus
mengurung mereka berdua karena tidak ada jalan lain. Nasus menolak. Tapi
dia harus melakukannya. Dengan berat hari, dia mengurung keduanya di
dalam jauh kegelapan terkunci untuk selamanya.
Shurima
pun hancur dengan seketika. Langit pun ikut sedih melihat kehancuran
Sun Disc yang dihisap kekuatannya oleh Xerath. Tanpanya, Shurima tidak
akan bisa hidup.
Dengan beban di dalam dirinya
karena telah mengurung adik tercintanya, Nasus memutuskan untuk
berkelana demi menghilangkan semua kenangan ini. Sebagai sosok
melankolis, dia tetap meratapi nasib Shurima yang terkubur ke dalam
tanah semakin dalam. Dia lebih memilih mengisolasikan dirinya, berpindah
dari satu tempat ke tempat lainnya. Beberapa orang mungkin percaya pada
cerita kuno, tapi Nasus terlalu misterus untuk disebuat legenda.
Beribu-ribu
tahun berlalu, dan Nasus sudah lupa akan kehidupan serta tujuannya
dulu, sampai akhirnya dia mendengar bahwa Tomb of the Emperors telah
ditemukan dengan segelnya yang rusak. Itu artinya, Xerath bebas.
Semangat
hidup ini muncul lagi. Dengan Shurima yang hidup sekali lagi, Nasus
berbalik menuju padang pasir tempatnya dulu berasal, menuju kampung
halaman. Meskipun dia tahu harus menghadapi Xerath sekali lagi, ribuan
waktu yang dilaluinya tidak mau menjadi sia-sia. Bukan hanya ingin
membentuk Shurima kembali, tapi dia juga ingin kembali bertemu dengan
adiknya tercinta.
Terlahir sebagai orang Noxus, Shieda Kayn dan masih banyak yang lain direkrut menjadi prajurit anak-anak, praktik kejam yang dilakukan hanya oleh komandan terkejam di kerajaan Boram Darkwill. Setelah pertarungan besar di Placidium of Navori, invasi yang dirombak ulang menjadi perang untuk mundur. Belas kasihan orang Ionia adalah kelemahan yang dapat dimanfaatkan—pejuang mereka akan ragu sebelum menyerang orang yang mereka kira tak bersalah. Tapi, meski tak mampu mengangkat pedang yang diberikan padanya, hari pertama pertarungan Kayn diperkirakan akan menjadi hari terakhirnya.
Luxanna Crownguard adalah sesosok Light Mage yang muda dan kuat dari Demacia, sebuah dunia kaku di mana kemampuan sihir dipandang dengan rasa takut dan curiga. Terpaksa menjaga rahasia mengenai kekuatannya sedari kecil, dia bertumbuh dibayangi kecemasan akan terbongkarnya rahasia dirinya dan pengasingan yang menanti, namun di saat bersamaan dia pun belajar untuk merangkul kekuatan magisnya itu dan diam-diam memanfaatkannya demi kepentingan negaranya.Luxanna – atau Lux, nama panggilan yang dikehendakinya – tumbuh besar di kota Demacia bernama High Silvermere, satu dari dua anak yang terlahir di garis keturunan keluarga Crownguard yang terpandang; gelar yang disematkan pada keluarga yang ditugaskan melindungi sang raja. Kakeknya menyelamatkan nyawa sang raja di the Battle of Storm’s Fang, dan ayahnya mengenakan the Mantle of Protection di masa penyerbuan Noxus yang dikenal bernama Cyrus’s Folly. Kakak laki-laki Lux, Garen, juga diharapkan untuk menyandang kehormatan tersebut.Sedari kecil, baik Lux maupun Garen diajarkan cara bertarung, berkuda dan berburu. Namun di saat Garen memilih untuk melanjutkan tradisi keluarga untuk bergabung dengan the Dauntless Vanguard – salah satu resimen elit Demacia – Lux bermimpi berpetualang ke luar perbatasan Demacia untuk menjelajahi dunia yang luas. Kedua orangtuanya tak menyambut mimpinya itu dengan baik, dan karena hanya dia yang tersisa selain Garen, mereka berharap Lux dapat mengemban tugas sebagai penjaga dan pelindung rumah keluarga. Walaupun itu merupakan tugas yang penting, namun bukanlah apa yang ada di bayangan Lux yang idealis dan keras kepala akan masa depannya. Dia mengidolakan Garen, namun menentang kakaknya yang bersikeras bahwa dirinya harus mengesampingkan ambisinya dan melakukan apa yang diharapkan dari dirinya, sebagaimana yang seharusnya dilakukan semua warga Demacia.Didikte orang lain bukanlah sesuatu yang disukai Lux muda, seorang gadis mandiri dengan ide yang cemerlang dan mimpi yang besar. Menjadi tugas yang berat bagi para tutor yang berniat mempersiapkan Lux dalam menjalankan kewajiban untuk keluarganya, karena Lux seringkali mempertanyakan ajaran yang disampaikan demi mencari gagasan baru dan menarik, mendebat pandangan yang berbeda yang biasanya membuat frustrasi para tutornya. Namun, mustahil untuk merasa jengkel pada Lux, semangat hidupnya bagaikan cahaya yang menyejukkan hati yang kesal sekalipun. Lux merasa terbuai dengan keadaan yang dialaminya sekarang, namun seiring bergantinya hari, dia mulai mencurigai bahwa ini lebih dari sekedar eufemisme puitis. Apa yang dirasakannya akhirnya terungkap saat Lux menikmati sesi berkuda seorang diri di pegunungan utara saat petang.Seraya sinar matahari terbenam di barat, kudanya kehilangan pijakan di atas permukaan es dan terjatuh, mengakibatkan patahnya kaki depannya. Lux terdampar; terlalu jauh dari kota terdekat yang bisa dicapai sebelum malam menjelang, dan terlalu gelisah melihat tunggangannya yang kesakitan untuk meninggalkannya. Dia tahu apa yang akan Garen katakan; bunuh kuda itu secepat mungkin untuk mengakhiri penderitaannya. Namun Lux tak sanggup mengakhiri hidup kuda yang dia tunggangi sedari kecil. Seraya Lux bersiap melewatkan malam seorang diri di gunung, sekelompok Sabrewulf yang kurus dan kelaparan, mencium aroma darah sang kuda, keluar dari sarang mereka mencari daging segar.Malam tiba dan Lux masih belum kembali pulang, ayahnya dan Garen bergegas untuk mencarinya. Mereka mencari sepanjang malam, dan akhirnya menemukannya di keesokan pagi, merinding dan seorang diri di samping kudanya yang ketakutan. Bangkai enam Sabrewulf mengelilinginya, bulu mereka hangus dengan daging yang terpanggang. Lux menolak untuk memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi dan memohon ayahnya untuk menyelamatkan nyawa kuda kesayangannya. Sebuah kereta diberangkatkan dari rumahnya, dan nyawa sang kuda terselamatkan seraya Lux merawatnya hingga sembuh.Sejak malam itu, Lux menyadari dirinya memiliki kemampuan melebihi semua yang ada di sekelilingnya; kemampuan yang akan dipandang penuh kebencian oleh rakyat Demacia yang anti sihir. Semenjak masih bayi, Lux telah diajarkan bahwa sihir pernah membawa Runeterra hingga ambang kehancuran. Pamannya sendiri dibunuh seorang penyihir, dan cerita rakyat Demacia penuh akan kisah yang menggambarkan penyihir sebagai pelayan iblis yang keji, yang mengisahkan bahwa hati yang paling suci pun dapat dikotori ilmu sihir. Akankah dia menjadi jahat? Apakah dia sesosok monster yang harus dibunuh atau diasingkan ke luar perbatasan? Rasa takut dan ragu menghantui Lux, dan dia melewatkan banyak malam memejamkan mata seerat mungkin, mengepalkan tangannya untuk menghentikan cahaya yang keluar dari kulitnya.Teror yang membuatnya merasa seakan ada yang salah dengan dirinya nyaris menghancurkan mentalnya. Namun setelah malam yang aneh di ibu kota Demacia saat Lux berusia tiga belas tahun – sebuah malam di mana konon sesosok raksasa batu berjalan di kegelapan – dia kembali ke High Silvermere dengan perspektif baru akan kekuatannya.Crownguard meninggalkan Garen di ibu kota untuk berlatih dengan the Dauntless Vanguard, dan Lux hanya bertemu kakaknya di kunjungannya yang yang terbilang jarang ke High Silvermere, membuat hubungan mereka semakin jauh. Saat Lux pulang ke rumah, dia bertekad untuk merangkul kekuatannya, bukan takut akan kekuatannya. Para penjaganya selalu dibuat khawatir, karena dirinya seringkali mampu mengelabui mereka dan meninggalkan rumah selama beberapa jam, jauh dari pandangan yang menghakimi. Sendiri di wilayah hutan yang liar, dia melatih kemampuan sihirnya dengan leluasa, dan perlahan belajar untuk menguasainya. Akhirnya dia dapat menggunakan kekuatannya secara maksimal di alam yang liar itu. Dia dapat membengkokkan cahaya untuk membutakan dan membingungkan, menciptakan cahaya di telapak tangannya atau memanggil sosok bercahaya di udara. Dia juga dapat membentuk cahaya yang begitu dahsyatnya hingga dapat membakar dan menghancurkan. Dulu, kekuatan ini membuatnya takut, namun sekarang dia bersenang-senang dengannya, merasa bahagia karena dia akhirnya mampu mengekspresikan diri sepenuhnya.Namun walaupun dia semakin memahami kekuatannya, Lux sadar masih banyak yang harus dipelajari. Di beberapa kesempatan di tahun-tahun berikutnya, Lux seringkali menjadi pusat dari fenomena aneh yang terjadi dalam Crownguard Manor; penampakan cahaya yang berdansa di sepanjang kastil, patung bersuara aneh yang terdengar orang awam, atau sosok tak terlihat yang tertawa terkekeh-kekeh. Keluarganya selalu menemukan cara untuk menjelaskan alasan di balik peristiwa tersebut, dan memalingkan muka dari pelaku sebenarnya. Penyelidikan terhadap apa yang sebenarnya terjadi hanya akan menjadi bentuk pengakuan atas kebenaran yang menyakitkan dan menghadapkan pihak keluarga terhadap perhatian yang tak diinginkan. Dengan maksud untuk menyadarkan Lux atas kenyataan yang terjadi di dunia, ibunya mengajaknya berkeliling daerah kepemilikan Crownguard secara berkala, mengunjungi keluarga yang ada dalam perlindungan mereka. Walaupun awalnya ragu untuk menjalankan tugas ini, Lux dengan cepat dikenal sebagai seseorang yang selalu patuh, dan selalu melakukan apa yang bisa dilakukan untuk menolong keluarganya saat menemui kesulitan.Di umur enam belas tahun, Lux dan keluarganya bepergian ke ibu kota Demacia selama satu bulan untuk menyaksikan penahbisan Garen sebagai salah satu anggota the Dauntless Vanguard. Saat berada di ibu kota, Lux melanjutkan usaha dermawannya, bekerja untuk menolong mereka yang membutuhkan bersama ordo religi dermawan dari Demacia yang dikenal sebagai the Illuminators. Di ibu kota, selayaknya di High Silvermere, Lux mendapatkan reputasi sebagai wanita muda berhati mulia dan cerdas. Selama masa tinggalnya, dia menjalin pertemanan dengan seorang kesatria the Radiant Ones, kesatria ordo the Illuminators, yang bernama Kahina. Dia berlatih dengan Kahina secara reguler di beberapa kesempatan dan di jamuan yang dihadiri bersama keluarganya, yang dengan cepat menjalin ikatan kuat di antara mereka berdua.Namun seraya malam berganti, Lux sekali lagi berulah dengan semangat, dan dia menggunakan kekuatannya untuk menyelinap melewati perbatasan kota. Demacia telah memperdayai Lux dengan pesonanya, tetapi dalam satu eksplorasi ke suatu desa yang dibayangi hutan, dia disadarkan bahwa kegelapan dapat menancapkan akarnya bahkan di taman paling terang sekalipun.Lux menemukan sarang makhluk pemakan daging yang memangsa penduduk desa dan melacak hingga sarang mereka di hutan. Makhluk tersebut menghuni sistem gua bawah tanah yang dipenuhi tulang-belulang, dan, diiringi jiwa muda yang kentara dan luapan amarah, dia menyerang dengan ledakan sihir yang menghanguskan. Lux membunuh lusinan monster, namun, karena termakan nafsu, dia meremehkan jumlah mereka dan tak lama makhluk-makhluk itu membuatnya kewalahan. Tepat sebelum mereka mencabik tenggorokannya, sekelompok Radiant Ones yang juga sedang melacak monster-monster ini menyerang sarang dan menghabisi para monster. Ketua pasukan kesatria ini adalah Kahina. Dan dia telah melihat kemampuan Lux.Lux diantar kembali ke Demacia dan dihadapkan pada lingkar terdalam the Illuminators. Di sini, dia diberikan pilihan sulit. Menggunakan kekuatannya di luar perbatasan Demacia untuk memata-matai pihak musuh atau diasingkan selamanya sebagai pengguna ilmu sihir. Kenyataan bahwa Demacia memiliki ordo yang tak keberatan untuk menggunakan sihir menjadi kejutan bagi Lux, namun pilihan yang mereka tawarkan terlalu menarik untuk ditolak. Lux pun langsung bersedia. Orangtuanya kembali ke High Silvermere, hanya untuk mendengar kabar bahwa anak perempuan mereka diperintahkan untuk mengabdi pada kerajaan dan akan tinggal di Demacia untuk bergabung dengan the Radiant Ones. Mereka terkejut, namun bahagia karena Lux akhirnya menemukan tempatnya di Demacia.Lux tinggal di ibu kota selama beberapa tahun, berlatih dengan the Radiant Ones dan belajar dari the Illuminators sebelum melaksanakan misi pertama. Dia harus menyusup ke tanah yang diperebutkan antara Demacia timur dan kerajaan Noxus untuk menyelidiki tanda-tanda agen musuh yang coba mempersatukan Negara kecil ini melawan Demacia. Misi Lux berjalan sukses dan rencana jahat itu pun digagalkan, aliansi rapuh yang didalangi agen Noxus hancur dikarenakan adanya pengkhianatan dan penipuan. Misi berikutnya mengikuti, tiap misi membentuk reputasi Lux sebagai seseorang yang dapat menuntaskan misi, tak peduli sesulit apapun itu.Di balik tembok Demacia, Lux belajar banyak tentang dunia dan melihat keberagamannya yang melimpah, sejarah yang dikisahkan dan banyak jenis orang. Dia menyimpulkan bahwa cara hidup Demacia tidaklah absolut, dia mampu mengetahui kekurangan maupun kelebihannya. Saat jauh dari kampung halamannya, Lux dapat menggunakan kemampuannya dengan leluasa, namun tetap menyembunyikannya saat kembali pulang untuk mengunjungi orangtuanya dan Garen. Bagi sang kakak dan keluarganya, dia adalah sosok pelayan yang setia pada Demacia… yang benar adanya, namun bukan dengan cara yang mereka kira.
Terpisah,
namun tak terpisahkan, Kindred mewakilkan dua lambang kematian. Panah
Lamb menawarkan sebuah pencabutan nyawa yang halus bagi mereka yang
pasrah. Wolf memburu mereka yang mencoba melarikan diri, dan
menghadirkan penderitaan dengan rahang penghancurnya. Meskipun banyak
sekali cerita legenda yang berbeda dari seluruh Runeterra tentang
Kindred, mereka yang hidup harus memilih wajah kematian mereka sendiri.
Kindred adalah dekapan putih kehampaan dan juga gertakan gigi dalam kegelapan. Sang penggembala dan tukang daging, penyair dan primitif, mereka berdua adalah kesatuan. Ketika bertemu di ujung kehidupan, akan ada suara yang lebih keras dari suara terompet sekalipun, menghantam bebas menuju kerongkongan jiwa yang Kindred buru. Berdiri dan sambutlah busur panah Lamb serta anak panahnya yang akan menusuk menembus tubuh kalian dengan cepat. Jika kalian menolaknya, Wolf akan bergabung dan memburu kalian, dia mana kalian akan dikejar habis-habisan menuju ajal. Selama manusia telah mengenal kematian, Kindred telah lama memantau Valoran. Ketika saat-saat terakhir datang, ada yang bilang bahwa prajurit Demacia sejati akan berubah menjadi Lamb, mengambil sebuah panah, sambil melewati jalanan di Noxus, dengan Wolf yang memimpin perburuan. Di tumpukan salju di negara Freljord, sebelum pergi berperang, beberapa kepala suku akan “mencium Wolf”, bersumpah untuk menghormatinya dengan mengejar darah-darah musuhnya. Setelah melalui Harrowing, kota Bilgewater berkumpul untuk merayakan dan menghormati mereka yang mati oleh Lamb dan Wolf. Menolak kehadiran Kindred bagaikan menolak kejadian alam. Tidak ada yang bisa mengelak dari sepasang pemburu ini. Melarikan diri hanya akan membuatnya menjadi mimpi buruk. Kindred menunggu mereka yang terkurung jiwanya di Shadow Isles, karena mereka tahu semuanya akan berakhir dengan panah dari Lamb atau taring dari Wolf. Pertama kali orang-orang menyaksikan sosok pemburu ini adalah dari sepasang topeng kuno yang dibuat oleh tangan orang yang tidak diketahui dan telah lama dilupakan. Tapi dimulai saat ini, Lamb dan Wolf akan selalu bersama-sama, dan mereka selalu dikenal dengan nama Kindred.
Hutan Pepohonan
Pertempuran
ini kacau balau seperti pesta yang baru saja mereka gelar. Seperti
lezatnya kehidupan, banyak yang harus berakhir, dan banyak yang harus
diburu! Wolf menghadap ke arah salju sementara Lamb berdansa dengan dari
tepian pedang ke ujung tombak, perburuan berdarahnya tidak pernah mampu
mengotori jubah pucatnya.
“Terdapat keberanian
dari balik rasa sakit ini, Wolf. Banyak yang akan senang bertemu dengan
kematian mereka.” Dia menarik panahnya dan melepaskannya dengan lembut.
Nafas
terakhir dari prajurit tersebut disambut dengan perisai yang
compang-camping beserta kapak besarnya. Satu anak panah putih melesat
cepat masuk menembus jantungnya.
“Keberanian mereka
membuatku bosan” sosok Wolf hitam di belakang menggerutu sambil mencari
mangsa lagi ke arah wilayah yang dihujani salju itu. “Aku sangat lapar
dan ingin berburu.”
“Bersabarlah” Lamb berbisik lembut. Sesaat setelah kata-kata tersebut hilang, Wolf merasakan sesuatu.
Di
seberang sana, terdapat sosok anak yang terlalu muda untuk berperang,
dia bergetar dengan pedang di tangannya. Kindred mulai menandainya.
“Aku menginginkannya. Apakah dia menyadari kehadiran kita, Lamb?”
“Ya, tapi dia tetap harus memilih. Memberi makan Wolf, atau menyerah kepadaku.”
Pertarungan
pun dimulai. Mangsa buruan tersebut melihat sepasang sosok menuju ke
arahnya. Ini mungkin akan menjadi akhir untuknya. Di saat itu juga, dia
telah membuat pilihannya. Mau tak mau dia akan pergi. Sampai nafas
terakhirnya, dia tidak akan berhenti berlari.
Wolf berkeliaran di udara dijatuhi oleh butiran salju lembut.
“Ya, wahai Wolf.” Suara Lamb bergema seperti sebuah bel. “Mulai lah berburu.”
Dari
sana, Wolf bergerak cepat mengejar anak itu, melolong ke seluruh
lembah. Sosoknya menyapu jasad-jasad mati dengan senjata mereka yang tak
berguna.
Anak itu berbalik dan berlari lagi menuju
pepohonan sampai semuanya gelap. Dia tertekan, udara dingin ini
memasuki paru-parunya. Bayangan hitam itu mendekat ke arahnya dan
berputar, tak menyisakan jalan keluar satupun. Tiba-tiba tubuh Wolf
mengelilingi semua tempat. Perburuan ini akan segera berakhir. Wolf
menancapkan taringnya ke leher anak tersebut, dan merenggut satu
kehidupan.
Wolf mengimbangi jeritan anak tersebut
dengan suara tulang yang remuk. Lamb yang datang mengikuti dari belakang
hanya tertawa. Wolf berbalik dan bertanya dengan suara beratnya
“Bukankah ini yang disebut dengan musik, Lamb?”
“Untukmu, iya” jawab Lamb.
“Lagi” Wolf menjilat satu tetesan terakhir kehidupan di ujung taringnya. “Aku ingin berburu lagi, Lamb kecil.”
“Akan selalu ada lagi” bisiknya. “Sampai hanya satu Kindred yang tersisa.”
“Dan apakah kau akan lari dariku?”
Lamb membalikkan badannya. “Aku tidak akan pernah lari darimu, wahai.”
Seorang
teka-teki bagi alam arwah, dan dunia manusia, Shen bukan milik kedua
dunia itu. Meski terlahir dari salah satu keluarga terpandang di wilayah
utara Navori, peran ayahnya sebagai Eye of Twilight yang mengatur
takdir Kinkou Order.
Sebagai cucu Great Master
Kusho, dia tenggelam dalam kebudayaan ordo itu, dan inti ajarannya
sangat dia pahami seperti matahari terbenam Ionia. Dia memahami perlunya
Memangkas Pohon, determinasi Menjelajahi Matahari, tapi di atas segalanya, dia mempelajari kebijakan dari Melihat bintang-bintang. Dia bermeditasi dan mempelajarinya sepanjang masa kecilnya, dan dianggap sebagai contoh bagi guru-gurunya.
Teman
terdekatnya, satu-satunya yang mampu menandinginya dalam latihan,
adalah pendeta muda Zed. Mereka tumbuh bersama bagaikan saudara,
seringkali saling bercerita tentang harapan dan mimpi pribadinya. Shen
dapat menghubungi Zed untuk melihat sudut pandang baru tentang masalah
apa pun, dan mereka berdua dianggap sebagai murid paling menjanjikan
Kinkou.
Saat keahlian mereka berkembang, Kusho
memberi mereka misi berbahaya, termasuk memburu Golden Demon yang
meneror provinsi Zhyun. Pencarian mereka menghabiskan waktu
bertahun-tahun lamanya, tapi Shen tetap berkomitmet ingin mengungkap
pembunuhan brutal yang tak terhitung jumlahnya itu. Ketika mereka
akhirnya berhasil menangkap sang “iblis”, ternyata dia adalah Khada
Jhin, seorang penampil dari teater keliling. Bukannya menerima eksekusi,
Great Master Kusho memerintahkan sang kriminal untuk dipenjarakan.
Meski
dia dan Zed berpikir pembunuh itu pantas menerima hukuman yang lebih
berat, Shen menrima keputusan ayahnya. Dia berusaya menerima keputusan
Eye of Twilight, dan merasakan kebencian yang dirasakan oleh Zed.
Bahkan
ketika ancaman Noxus mengusik kedamaian First Lands, Shen tetap
mendukung Kusho yang bergeming. Tapi ketika Zed meninggalkan Kinkou
untuk ikut bertarung, Shen tetap berada di dalam dinding kuil.
Banyak
provinsi yang dikuasai oleh musuh. Akan tetapi, Shen tetap berupaya
mempertahankan keharmonisan spiritual Ionia. Hingga suatu saat, ketika
dia jauh dari rumah, dia merasakan ketidakseimbangan di dalam Kinkou
Order—bergegas kembali, dia bertemu orang-orang yang berhasil selamat
dari kudeta berdarah. Dari mereka, dia mengetahui Zed telah melatih
pendeta-pendetanya sendiri, dan menguasai kuil itu.
Kabar terburuknya, ayah Shen telah dibunuh oleh pria yang pernah dianggapnya sebagai saudara.
Menahan
rasa amarahnya, dia memimpin sisa-sisa Kinkou ke pegunungan. Shen
mengambil Spirit Blade milik ayahnya, dan gelar Eye of Twilight.
Perannya bukanlah membalas dendam, tapi membangun kembali ordo itu.
Mengikuti aturan utamanya, dia mulai merekrut dan melatih orang-orang,
dengan harapan mampu memmulihkan kekuatan ordo tersebut.
Satu
pendeta terlihat memiliki potensi tanpa batas. Shen mengajari gadis
itu, Akali Jhomen Tethi, untuk menguasai seni menghilang dan penyusupan.
Ibunya, Mayym, bertarung berdampingan dengan Kusho sebagai Fist of
Shadow, dan tampaknya putrinya itu akan mengikuti jejak yang sama. Akan
tetapi, Shen merasa harus menahannya setiap kali Akali ingin menyerang
kembali musuh manusianya.
Ketika Noxus akhirnya
mundur, banyak orang Ionia merayakan kemenangan perlawanan mereka.
Sedangkan lainnya, seperti Shen, harus menghadapi konsekuensi perang—dia
tetap menjalankan tugasnya, meski dari dalam dia melawan kebenciannya
terhadap Zed, dan meragukan kemampuannya sendiri untuk memimpin. Konflik
selama bertahun-tahun memiliki beban berat terhadap First Lands, dan
Shen tidak yakin apakah membangun kembali Kinkou dapat mengembalikan
keseimbangan tersebut.
Bahkan saat Akali akhirnya
menjadi Fist of Shadow yang baru, dia merasakannya mulai menjauh. Hingga
suatu saat, dia mengumumkan untuk pergi dan meninggalkan ordo.
Shen bermeditasi, melihat bintang-bintang, dan memahami Akali harus mencari jalannya sendiri … dan sama halnya dengan Kinkou.
Terkadang, di antara perjuangan tak terlihat di alam arwah, Shen masih mempertimbangkan nilai-nilai keyakinannya. Dia tak pernah membiarkan emosinya berhenti untuk menjaga tradisi, tapi pertanyaan terus muncul: selama apa satu pria berjalan di dua dunia, sebelum satu tindakan merusak yang lainnya?
Salah satu dari suku Notai, suku nomaden yang berkelana di Freljord, Nunu belajar dari ibunya, Layka, di balik segala hal
terdapat sebuah cerita. Bersama-sama, mereka mengumpulkan kisah yang
diubah Layka menjadi lagu. Bagi Nunu, tidak ada yang menyamai serunya
berjalan dari desa ke desa, sambil mendengar ibunya menyanyikan para
pahlawan kuno. Dengan musik dan tarian, kaum Notai mengadakan satu
perayaan terakhir pada siapa saja yang mereka temui, saat dinginnya
musim beku mulai tiba.
Mengendarai gelombang
dingin yang keluar dari sayap Anivia, hatinya berdetak dengan ritme lagu
yang gembira, dunia Nunu memiliki begitu banyak peluang..
Di
hari penamaan kelimanya, Layka memberi Nunu hadiah spesial: sebuah
suling, agar dia bisa memainkan melodi itu sendiri. Di dalam keamanan
kereta, mereka berdua bernyanyi bersama mengikuti senar yang memainkan
lagu kesukaan Layka, merekam semua tempat yang pernah mereka lalui
bersama, dan tahun-tahun terus berlalu.
Ketika
karavannya diserang perompak, Nunu terpisah dengan ibunya. Dia dibawa ke
tempat aman oleh sekelompok Frostguard, anak-nak suku Notai yang
selamat dibawa ke desa terdekat di dekat kota besar mereka. Nunu
penasaran dengan apa yang terjadi pada Layka, dia menunggu untuk
mendengar lagunya di antara angin.
Salju turun. Beberapa pekan berlalu.
Nunu sangat merindukan ibunya, tetapi para Frostguard memastikan tak
ada anak yang mampu mencarinya dengan aman. Mereka bahkan tidak terkesan
saat dia menunjukkan suling yang kini dia namakan Svellsongur— nama pedang agung yang hanya ada di dalam imajinasinya.
Nunu
semakin sering menyendiri, melarikan diri ke dalam lagu-lagu
ibunya—legenda dan pahlawan kuno. Dia mendambakan dirinya menjadi salah
satu pahlawan itu, seorang pejuang seperti Frostguard, yang mampu
menyelamatkan ibunya. Dia bahkan bertemu pemimpin mereka, Lissandra,
yang terus bertanya tentang kisah-kisah ibunya, dia selalu mencari
informasi tentang satu lagu khusus.
Tak ada
yang percaya Nunu mampu menjadi pahlawan, bahkan anak-anak suku Notai
lainnya, mereka menggoda sulingnya ketika mereka kini memiliki pisau.
Tapi Nunu memahami lagu di dalam hatinya, dan di satu malam, dia harus
membuktikan dirinya dan mendapatkan bantuan Frostguard untuk mencari ibunya.
Dari
Lissandra, dia mempelajari seekor monster kejam yang membunuh seseorang
yang menginginkan kekuatannya, mengalahkan setiap Frostguard yang
dikirim setiap tahunnya, tanpa bisa kembali. Ada satu lagu yang
dinyanyikan ibu Nunu… apakah itu lagu yang selalu ditanyakan Lissandra?
Tiba-tiba, Nunu mengerti. Lissandra ingin tahu tentang yeti itu.
Nunu dapat menamai monster itu. Hal itu akan menjawab tantangannya, dan merasakan amarah Svellsongur!
Menggunakan sulingnya untuk menjinakkan kawanan elkyr, Nunu menyelinap
ke dalam salju. Seorang anak berkelana untuk menghadapi seekor monster,
dia akhirnya menjalani legenda yang bahkan tak bisa dia bayangkan.
Sebuah
ras kuno dan mulia yang dahulu menguasai pegunungan Freljord, peradaban
yeti hancur akibat malapetaka es. Terpaksa menyaksikan kaumnya menjadi
liar setelah kehilangan sihirnya, satu yeti bersumpah melindungi
kekuatan mereka yang tersisa—sebuah permata yang menyimpan impian beku
manusia yang berada di dekatnya.
Sebagai yeti sihir
terakhir, sang perjaga itu juga dibentuk oleh kecerdasan. Meski dia
telah dipilih untuk menjaga sihir itu hingga dibutuhkan kembali, dia tak
bisa menemukan wadah yang pantas. Pria yang sebelumnya pernah mengusik
reruntuhan rumahnya hanya memiliki kejahatan di dalam hatinya … maka
monster itu membalas mereka dengan taring dan cakar.
Tapi sang penjaga tahu dia melupakan sesuatu. Namanya … dan nama mereka yang dia sayangi…
Dahulu, terdapat sebuah lagu.
Semua
itu berubah ketika Nunu memasuki reruntuhan itu. Setelah ratusan tahun
penjagaan yang berhasil, monster itu telah siap mengakhiri nyawa anak
lelaki itu, dia tergerak ketika merasakan ada manusia yang mendekat.
Secara
tidak terduga, permata itu mengeluarkan gambar-gambar pahlawan
mengalahkan naga dan memenggal ular kuno dari pikiran anak lelaki itu.
Anak itu berteriak, mengeluarkan sulingnya seperti pedang yang gagah
berani. Tapi tiupannya tidak pernah datang, karena anak lelaki itu juga
melihat gambar pahlawan-pahlawan mengelilinginya, dia memahami kebenaran
melebihi lagu yang dinyanyikan ibunya…
Ketika dia memandang penjaga itu, dia bukan melihat monster. Dia melihat seseorang yang membutuhkan teman.
Masih mengamuk, yeti itu tidak mengira akan terkena bola salju pertama di wajahnya. Atau bola kedua. Pertarungan bola salju !
Dengan amarah, kemudian terkejut, lalu bahagia, penjaga itu ikut
bermain, dibentuk bukan oleh rasa takut, tapi imajinasi anak kecil. Dia
menjadi semakin berbulu dan bersahabat. Raungannya berubah menjadi suara
tawa.
Hingga secara tidak sengaja makhluk itu mematahkan suling anak itu.
Saat anak itu mulai menangis, sang penjaga merasakan kesedihan keluarga
mulai terbentuk di sekitar permata itu. Selama ratusan tahun, dia
melihat ke sana dan melihat kematian kaumnya — ancaman yang telah mereka kubur, pengkhianatan si buta —dan
kini, dia melihat sebuah caravan yang terbakar. Dia mendengar suara
terbawa angin. Dia merasakan hal lain di dalam anak lelaki itu, sesuatu
yang belum pernah dia rasakan dari manusia, bahkan tidak dari tiga
saudari yang dahulu mendatanginya. Itu adalah rasa cinta, yang melawan
kesedihan.
Di saat itu, sang penjaga memahami
harapan satu-satunya Freljord sudah berada di dalam diri anak ini. Sihir
yang dia jaga selama ini hanyalah alat; hal yang benar-benar penting
adalah hati yang membentuknya. Dengan gestur, sihir beralih dari permata
ke dalam anak itu, memberinya kemampuan untuk mengubah imajinasinya
menjadi nyata. Untuk memperbaiki sulingnya, membekukannya di dalam mimpi
yang kemudian mengeraskannya menjadi True Ice.
Membayangkan seorang sahabat bernama “Willump.”
Melarikan
diri ke tebing Freljord, hati Nunu dan kekuatan Willump kini menjadikan
pasangan itu dapat melakukan segala hal yang tak bisa mereka lakukan
sendirian: untuk bertualang! Mengikuti lagu-lagu ibu Nunu, mereka
berguling dengan liarnya dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan
harapan ibunya masih ada di luar sana.
Tapi
Willump memahami dengan adanya sihir dan harapan terdapat pula tanggung
jawab. Suatu hari permainannya akan berakhir, saat es hitam di jantung
Freljord meleleh, dan meleleh lagi …
Diberkati dengan otot yang kuat dan jiwa pemberani serta kumis yang dibiarkan tumbuh begitu saja, Braum begitu sangat dicintai oleh semua orang. Semua orang tahu tentang kekuatan legendaris yang dimiliknya, membawa keadilan ke dalam senyumannya. Diberkati dengan sebuah tameng besar dan berat yang selalu dia bawa, dia berkeliling dunia membawa kebaikan pada teman dan juga musuh.
Kisah braum
KUBURAN ANAK TROLL
”Mau mendengar cerita sebelum tidur?”
”Nek, aku bukan anak kecil lagi.”
”Tidak apa-apa kok.”
Gadis itu dengan berat hati naik ke tempat tidur dan
mendengarkan. Dia tahu dia tidak bisa melawan perintah neneknya. Angin
dingin sedang berhembus di luar, memutar-mutar butiran salju seperti
pusaran.
”Cerita tentang apa ya? Bagaimana kalau cerita tentang si Penyihir Es?” tanya neneknya.
”Nggak, nggak mau.”
”Bagaimana kalau cerita tentang Braum?” Gadis itu
tidak menjawab. Sang wanita tua tersenyum. ”Ada banyak cerita tentang
dia. Nenekku dulu pernah cerita tentang bagaimana Braum melindungi desa
kita dari serangan naga yang buas! Atau mungkin, cerita saat dia
menghentikan lautan lava! Atau -” Dia berpikir dan meletakkan jarinya
di bibirnya. ”Apa aku sudah pernah menceritakan bagaimana Braum
mendapatkan perisainya?”
Sang gadis menggelengkan kepalanya. Perapian di
dekatnya membara, menahan suhu angin yang dingin dengan kehangatan api
di dalamnya.
”Begini ceritanya. Di gunung di atas desa kita ini, ada seorang pria bernama Braum -”
”Itu aku sudah tahu!”
”Biasanya dia sibuk dengan sawahnya atau mengurus
ternak domba dan kambingnya, namun dia adalah pria paling baik hati yang
pernah ada. Di wajahnya selalu terdapat senyum manis dan tawa bahagia
selalu menghiasi bibirnya.
”Nah, pada suatu hari, terjadi suatu musibah.
Seorang anak Troll yang umurnya tidak jauh beda denganmu – memanjat
gunung itu dan menemukan sebuah gua yang berada di tengah gunung. Pintu
masuknya tertutup oleh pintu batu yang besar dengan serpihan Es Murni di
tengahnya. Saat dia membuka pintunya, dia tidak percaya dengan apa yang
dia lihat. Gua tersebut penuh dengan emas, berlian, harta apapun yang
pernah kamu bayangkan!
”Sayangnya, dia tidak tahu bahwa tempat itu
sebenarnya adalah jebakan. Sang Penyihir Es telah mengutuk tempat itu –
dan saat anak Troll itu masuk, pintu ajaib itu tertutup dan mengunci dia
di dalamnya! Dia berusaha keras, namun apapun yang dia lakukan, dia
tetap tidak bisa keluar.
”Seorang gembala yang kebetulan lewat mendengar
suara tangisannya. Semua orang pun langsung datang untuk membantu, tapi
bahkan prajurit terkuat pun tidak mampu membuka pintu tersebut. Orang
tua dari anak itu juga berada di sana. Suara tangisan ibunya menggema di
seluruh penjuru gunung. Sepertinya tidak ada harapan lagi untuk
menyelamatkannya.
”Tiba-tiba, semua orang dikejutkan oleh suara tawa dari kejauhan.”
”Pasti itu Braum!”
”Kamu pintar sekali! Braum mendengar suara tangisan
mereka dan segera datang ke tempat itu. Para penduduk desa menjelaskan
padanya tentang si anak Troll dan kutukan tempat itu. Braum tersenyum
dan mengangguk, lalu dia memeriksa pintu tersebut. Dia mendorong,
menarik, memukul, dan menendang pintu itu, berusaha menjebolnya dari
engselnya. Namun pintu itu tidak bergerak sedikitpun.”
”Tapi dia kan orang terkuat di dunia!”
”Itu memang sangat membingungkan” jawab neneknya.
”Selama empat hari dan empat malam, Braum duduk di atas batu, mencoba
memikirkan solusi. Bagaimanapun nyawa seorang anak dipertaruhkan di
sini.
”Kemudian, saat matahari terbit di hari kelima,
matanya terbuka dan senyum lebar menghiasi wajahnya. Jika aku tidak bisa
masuk melalui pintu’ katanya, maka aku harus masuk lewat -”
Sang gadis berpikir; matanya pun langsung melotot. ”- lewat dalam gunung!”
”Benar dari dalam gunung. Braum pun bergegas ke
puncak dan mulai membuat terowongan sendiri dengan pukulan dari kepalan
tangannya. Dia terus menghantam bebatuan, memukuli tembok batu, kepalan
demi kepalan. Sedikit demi sedikit gunung itu pun tertembus dan dia
tidak terlihat lagi saat dia berhasil masuk ke dalam gunung.
”Saat harapan penduduk desa hampir hilang
seluruhnya, tiba-tiba bebatuan di sekitar pintu itu berguncang – dan
saat kabut debunya menghilang, mereka melihat Braum berdiri di atas
tumpukan harta dengan menggendong anak Troll yang lemah namun bahagia
itu di tangannya.”
”Aku tahu dia pasti dapat melakukannya!”
”Namun sebelum mereka sempat bersorak-sorai, tempat
itu mulai berguncang. Terowongan yang Braum buat telah melemahkan bagian
atas gunung dan gua itu mulai longsor! Dia harus berpikir cepat! Braum
pun segera mengambil pintu sihir itu dan mengangkatnya ke atas seperti
perisai. Saat longsornya berakhir, Braum terkejut saat pintu itu tidak
tergores sedikitpun! Braum pun menyadari bahwa itu adalah benda yang
istimewa.
”Dan sejak saat itu, perisai ajaib itu tidak pernah terpisahkan dari Braum.”
Sang gadis duduk dengan tegak. Dia tidak bisa lagi
menahan rasa penasarannya. Neneknya menunggu. Dia pun menghela nafas dan
bangkit untuk pergi.
”Besok ya.” Neneknya tersenyum. Dia pun mencium
keningnya dan meniup lilin di samping tempat tidurnya. ”Sekarang kamu
perlu tidur, masih banyak lagi cerita lainnya.”
Saat
muda, Pyke memulai hidupnya seperti orang Bilgewater lainnya: di
dermaga pemotongan ikan. Setiap harinya, makhluk mengerikan dari laut
dalam dibawa ke sana. Dia dipekerjalam di distrik bernama Bloodharbor,
bahkan ombak tidak cukup kuat untuk menghapus noda merah yang terus
mengalir di lantai kayunya.
Dia menjadi cukup
pandai dengan pekerjaan itu—baik dari segi pekerjaan sadisnyadan bayaran
kecilnya. Terus-menerus, Pyke melihat kantung berat berisi emas
diberikan pada kapten dan kru sebagai ganti bangkai besar yang mereka
bawa telah dipotong-potong untuk dijual. Dia jadi ingin lebih dari
sekedar beberapa koin di kantungnya, dan berhasil bergabung dengan kru
sebuah kapal. Hanya beberapa individu yang berani berburu dengan cara
tradisional Serpent Isles: melempar dirinya ke target untuk menusukkan
dua pengait dengan tangan kosong, dan mulai memotong-motong makhluk itu
ketika masih hidup. Pemberani dan sangat ahli dengan hal itu, Pyke tidak
lama menjadi pelempar harupun terbaik yang bisa dibeli dengan koin
Golden Kraken. Dia tahu daging hanya bernilai kecil dibandingkan organ
tertentu dari monster besar yang lebih berbahaya … organ harus diambil
saat segar.
Begantung kesulitan perburuannya, setiap monster
laut memiliki harganya sendiri, dan ikan yang paling berharga dan dicari
pembeli di Bilgewater adalah ikan Jaull. Dari giginya yang setajam
silet, kelenjar Sapphilite yang tak ternilai harganya diinginkan di
seluruh Runeterra untuk berbagai eksperimen sihir, dan sekantung kecil
minyak biru menyala dapat membayar sebuah kapal dan krunya sepuluh kali.
Tapi ketika berburu dengan kapten yang belum diuji barulah Pyke belajar
kehidupan penuh darah dan isi perut itu akan membawanya ke mana.
Setelah
beberapa hari berlayar, sebuah ikan Jaull besar terlihat, membuka
mulutnya dan memperlihatkan beberapa baris kelenjar Sapphilite. Beberapa
harpun bertali telah mengenai makhluk itu, meski makhluk itu jauh lebih
besar dan tua dari ikan lainnya yang pernah dia temui, Pyke melompat ke
dalam mulutnya tanpa ragu.
Saat dia ingin memulai
tugasnya, sebuah getaran kuat terjadi di dalam mulut makhluk itu.
Gelembung terlihat di permukaan laut, kulit ikan Jaull mulai menarik
seluruh lambung kapal yang terikat. Sang Kapten marah, dan memutus
ikatan tali Pyke. Hal terakhir yang dilihat pelempar harpoon yang malang
itu sebelum mulut ikan itu tertutup adalah pandangan ngeri di wajah
para krunya, saat mereka melihatnya ditelan hidup-hidup.
Tapi itu bukan akhir hidup Pyke.
Di
kedalaman laut yang tidak diketahui itu, diremukan oleh tekanan yang
begitu kuat, dan masih terjebak di dalam mulut ikan Jaull itu, dia
membuka matanya lagi. Terdapat cahaya biru di segala arah, mungkin
ribuan, dan mereka terlihat menontonnya. Gema sesuatu yang kuno dan
misterius mengisi otaknya, memperlihatkan visi semua hal yang hilang
darinya sementara orang lainnya menjadi gemuk.
Hasrat
baru menguasai Pyke, satu untuk pembalasan dan ganjaran. Dia akan
mengisi kedalaman laut dengan mayat mereka yang telah berbuat salah
padanya.
Kembali di Bilgewater, awalnya tidak ada yang suka
membunuh—untuk tempat yang berbahaya, ombak merah yang sesekali datang
bukanlah hal baru. Tapi minggu menjadi bulan, dan sebuah pola mulai
terlihat. Kapten dari berbagai kapal ditemukan telah disayat dan
ditinggalkan hingga subuh. Penjaga bar berbisik itu dilakukan pembunuh
supranatural, dia yang telah ditinggalkan di laut, dan sekarang kembali
dengan kru kapal terkutuk bernama Terror. Dahulu sebuah tanda kehormatan dan kepopuleran yang diagungkan, kini pertanyaan “Kau kapten?” menjadi penyebab kewaspadaan.
Tidak
lama kemudian sang Caulker juga, kemudian Kru pertama, pedagang,
bangkir… benar, semua yang terlibat dengan bisnis rumah jagal di
dermaga. Sebuah nama baru muncul di papan buruan: seribu koin Kraken
untuk sang Bloodharbor Ripper yang terkenal.
Dipicu oleh
kenangan mengerikan di bawah laut, Pyke telah berhasil melakukan hal
yang sulit dilakukan banyak orang—menebar ketakutan di hati para
pebisnis korup, pembunuh, dan bedebah lautan, meski tidak ada yang bisa
menemukan kapal bernama Terror yang pernah berlabuh di Bilgewater.
Sebuah kota yang membanggakan dirinya dari memburu monster kini diburu oleh monster, dan Pyke tidak akan berhenti.
Jhin adalah seorang kriminal psikopat yang menganggap bahwa membunuh adalah sebuah seni. Jhin dulu adalah seorang tawanan bangsa Ionia yang dibebaskan oleh sebuah organisasi bawah tanah yang terkenal di Ionia. Jhin, dari seorang serial killer sekarang bekerja di sana sebagai seorang assassin. Dengan bersenjatakan sebuah senapan sebagai kuasnya, Jhin membuat hasil karyanya dengan darah sebagai catnya. Pertunjukan seninya sudah membuat dirinya terkenal dan ditakuti sebagai sebuah nama: teror.
Selama bertahun-tahun lamanya, bagian selatan wilayah Ionia selalu dihantui oleh sesosok “Golden Demon” yang terkenal. Di seluruh penjuru provinsi Zhyun, seekor monster selalu menghabisi para penjelajah yang dia temukan melintas, yang tertinggal hanya mayatnya. Banyak prajurit yang direkrut, pemburu handal dicari dari seluruh penjuru, bahkan Wuju master juga tak luput dari utusan, tapi tak ada yang mampu membawa kabar baik. Dalam keputusasaan, dewan kota Zhyun mengirimkan sekumpulan orang untuk membujuk Great Master Kusho ikut membantu mengatasi masalah ini. Tapi Kusho punya alasan tersendiri mengapa dia tidak bisa ikut membantu. Tapi selang seminggu kemudian, sang master mengutus anaknya, Shen, serta salah satu murid kebanggaannya, Zed. Mereka diutus untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara mencari petunjuk keberadaan sang sang monster ini secara rahasia. Dimulai dari mengunjungi rumah keluarga korban yang terbunuh, semuanya mereka lakukan untuk mengusut apapun yang membawa mereka ke pada sang monster. Penyelidikan mereka memakan waktu hingga 4 tahun lamanya, dan ketiga orang ini sudah berubah banyak. Kusho sudah bertambah tua dengan rambutnya yang mulai memutih, Shen yang dulu humoris sekarang begitu kecut, lalu Zed, seorang murid paling berbakat yang ada di perguruan kini sudah mulai menunjukkan hal-hal yang membuatnya serasa ingin keluar dari perguruan. Di tengah misi untuk mencari keberadaan sang monster itu, sang master berkata bahwa “Kebaikan dan kejahatan bukanlah hal yang mutlak berlawanan. Itu semua tergantung dari setiap orang yang melihatnya dengan cara yang berbeda.” Sudah banyak kisah penangkapan sang monster legendaris ini. Tujuh kali terhitung sudah dengan usaha terakhir yang menjadi pertanda sejarah dari Master Kusho. Pada hari pertama di Blossom Festival di kota Jyom Pass, Kusho menyamar sebagai seorang pelukis dan berbaur dengan para artis yang hadir di sana. Kemudian dia menunggu. Semua orang percaya bahwa hanya sang iblis yang mampu melakukan kejahatan seperti ini, namun Kusho tahu bahwa ini semua adalah ulah orang biasa. Dia yang dijuluki “Golden Demon” sebenarnya merupakan seorang anggota dari teater opera yang sering berpindah-pindah, dengan nama asli biasa dipanggil Khada Jhin. Ketika akhirnya mereka berhasil menemukan Jhin, Zed yang dulu masih sangat muda mendekat ke arahnya dengan maksud untuk menghabisinya, tapi Kusho menghentikannya. Atas semua kejahatan yang dia lakukan, sang master memutuskan bahwa dia harus dibawa hidup-hidup dan dikurung di Tuula Prison. Shen juga tidak setuju, namun mau tak mau harus mengikuti perintah ayahnya. Zed, di sisi lain, masih membayangkan bagaimana kondisi korban yang waktu itu mati dibunuh Jhin, semua terasa tidak pantas untuk diampuni. Dari situlah Zed merasa bahwa dia harus mengikuti kata hatinya sendiri. Setelah cukup lama mendekam di Tuula, Khada Jhin yang ternyata seorang pemalu bercerita sedikit tentang dirinya – namun dia masih merahasiakan namanya. Hal yang mencengangkan adalah ketika para pendeta, bahkan para teman penjaranya menganggap Jhin adalah orang baik dengan hati suci yang memiliki banyak sekali keahlian termasuk menempa senjata, hingga menari. Namun itu semua tidak mengurangi takdir bahwa Jhin telah melakukan banyak sekali pembunuhan. Di luar penjara, Ionia juga dalam keadaan genting sebagaimana kerajaan Noxia melakukan invasi yang berdampak pada ketidakstabilan politik. Pertempuran terjadi di mana-mana. Keseimbangan yang selama ini coba dilindungi oleh Kusho sudah tidak terkendali lagi. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh sebuah kelompok bawah tanah untuk membebaskan Jhin dari penjara dan mengubahnya menjadi sebuah senjata untuk menebar teror. Kali ini, dengan persenjataan Kashuri yang lengkap serta persedian uang yang tidak terbatas, “aksi” Jhin semakin tidak terkendali. Apa yang dia lakukan telah membuat seluruh penjuru Ionia diselimuti rasa takut, tapi sampai kapan sang serial killer mau beraksi di bawah bayang kegelapan?
Saat
muda, Pyke memulai hidupnya seperti orang Bilgewater lainnya: di
dermaga pemotongan ikan. Setiap harinya, makhluk mengerikan dari laut
dalam dibawa ke sana. Dia dipekerjalam di distrik bernama Bloodharbor,
bahkan ombak tidak cukup kuat untuk menghapus noda merah yang terus
mengalir di lantai kayunya.
Dia menjadi cukup
pandai dengan pekerjaan itu—baik dari segi pekerjaan sadisnyadan bayaran
kecilnya. Terus-menerus, Pyke melihat kantung berat berisi emas
diberikan pada kapten dan kru sebagai ganti bangkai besar yang mereka
bawa telah dipotong-potong untuk dijual. Dia jadi ingin lebih dari
sekedar beberapa koin di kantungnya, dan berhasil bergabung dengan kru
sebuah kapal. Hanya beberapa individu yang berani berburu dengan cara
tradisional Serpent Isles: melempar dirinya ke target untuk menusukkan
dua pengait dengan tangan kosong, dan mulai memotong-motong makhluk itu
ketika masih hidup. Pemberani dan sangat ahli dengan hal itu, Pyke tidak
lama menjadi pelempar harupun terbaik yang bisa dibeli dengan koin
Golden Kraken. Dia tahu daging hanya bernilai kecil dibandingkan organ
tertentu dari monster besar yang lebih berbahaya … organ harus diambil
saat segar.
Begantung kesulitan perburuannya, setiap monster
laut memiliki harganya sendiri, dan ikan yang paling berharga dan dicari
pembeli di Bilgewater adalah ikan Jaull. Dari giginya yang setajam
silet, kelenjar Sapphilite yang tak ternilai harganya diinginkan di
seluruh Runeterra untuk berbagai eksperimen sihir, dan sekantung kecil
minyak biru menyala dapat membayar sebuah kapal dan krunya sepuluh kali.
Tapi ketika berburu dengan kapten yang belum diuji barulah Pyke belajar
kehidupan penuh darah dan isi perut itu akan membawanya ke mana.
Setelah
beberapa hari berlayar, sebuah ikan Jaull besar terlihat, membuka
mulutnya dan memperlihatkan beberapa baris kelenjar Sapphilite. Beberapa
harpun bertali telah mengenai makhluk itu, meski makhluk itu jauh lebih
besar dan tua dari ikan lainnya yang pernah dia temui, Pyke melompat ke
dalam mulutnya tanpa ragu.
Saat dia ingin memulai
tugasnya, sebuah getaran kuat terjadi di dalam mulut makhluk itu.
Gelembung terlihat di permukaan laut, kulit ikan Jaull mulai menarik
seluruh lambung kapal yang terikat. Sang Kapten marah, dan memutus
ikatan tali Pyke. Hal terakhir yang dilihat pelempar harpoon yang malang
itu sebelum mulut ikan itu tertutup adalah pandangan ngeri di wajah
para krunya, saat mereka melihatnya ditelan hidup-hidup.
Tapi itu bukan akhir hidup Pyke.
Di
kedalaman laut yang tidak diketahui itu, diremukan oleh tekanan yang
begitu kuat, dan masih terjebak di dalam mulut ikan Jaull itu, dia
membuka matanya lagi. Terdapat cahaya biru di segala arah, mungkin
ribuan, dan mereka terlihat menontonnya. Gema sesuatu yang kuno dan
misterius mengisi otaknya, memperlihatkan visi semua hal yang hilang
darinya sementara orang lainnya menjadi gemuk.
Hasrat
baru menguasai Pyke, satu untuk pembalasan dan ganjaran. Dia akan
mengisi kedalaman laut dengan mayat mereka yang telah berbuat salah
padanya.
Kembali di Bilgewater, awalnya tidak ada yang suka
membunuh—untuk tempat yang berbahaya, ombak merah yang sesekali datang
bukanlah hal baru. Tapi minggu menjadi bulan, dan sebuah pola mulai
terlihat. Kapten dari berbagai kapal ditemukan telah disayat dan
ditinggalkan hingga subuh. Penjaga bar berbisik itu dilakukan pembunuh
supranatural, dia yang telah ditinggalkan di laut, dan sekarang kembali
dengan kru kapal terkutuk bernama Terror. Dahulu sebuah tanda kehormatan dan kepopuleran yang diagungkan, kini pertanyaan “Kau kapten?” menjadi penyebab kewaspadaan.
Tidak
lama kemudian sang Caulker juga, kemudian Kru pertama, pedagang,
bangkir… benar, semua yang terlibat dengan bisnis rumah jagal di
dermaga. Sebuah nama baru muncul di papan buruan: seribu koin Kraken
untuk sang Bloodharbor Ripper yang terkenal.
Dipicu oleh
kenangan mengerikan di bawah laut, Pyke telah berhasil melakukan hal
yang sulit dilakukan banyak orang—menebar ketakutan di hati para
pebisnis korup, pembunuh, dan bedebah lautan, meski tidak ada yang bisa
menemukan kapal bernama Terror yang pernah berlabuh di Bilgewater.
Sebuah kota yang membanggakan dirinya dari memburu monster kini diburu oleh monster, dan Pyke tidak akan berhenti.
Kisah Tentang Pyke
Mazier
terlihat tergeletak di atas papan kayu yang telah membusuk, ombak
bergemuruh di bawah batu. Detak jantungnya yang lambat memompa darah
menuju air laut. Dia memandang, tanpa mengedip, ke sebuah gubuk di
atasnya, dan bintang-bintang di atas langit.
Pyke melihat wajah wanita itu sekali lagi. Tatapan kosong Mazier menusuk pikirannya.
Sebuah kapal yang rusak. Empat tuan dan layar yang sobek. Ombak setinggi gunung.
Rambut
panjang yang beterbangan oleh angin laut. Lusinan wajah di sebuah dek.
Menatap. Mata biru. Mata biru Mazier, terbelalak dengan keterkejutan.
Kemudian, gigi.
Bukan
gigi putih Mazier. Tapi gigi besar sebesar pedang. Berenang menyilang
di bawah perahu. Cahaya hilang. Menutup. Di dalam mulut Jaull. Tali
ikatan. Dipotong.
Lidahnya terlalu licih.
Matanya perih terkena keringat. Jari-jari tangannya mati rasa. Harus
pergi ke perairan terbuka. Berenang, berenang…
Gigi ikan Jaull itu tertutup rapat. Kemudian rasa sakit. Kegelapan.
Kapalnya telah hilang. Begitu pula mata itu.
Mata Mazier.
Seorang pelaut yang hebat. Aye. Dia ada di sana. Dia memotong taliku.
Pyke
menyentuh tubuh itu dengan sepatu botnya, sambil memandang ke bawah.
Dia mendorongnya hingga mencapai ujung dermaga. Satu tendangan lagi, dan
Mazier mengapung. Para ikan hiu langsung berpesta. Berputar. Menganga.
Lautan tidak membuang waktu.
Burung camar berbunyi,
jeritan mereka terbawa angin, saat Pyke menemukan Mazier sang pelaut
itu di daftarnya. Tinta merah dicoret melintang di atas namanya dari
sebuah kertas.
Nama terakhir dari para kru kapal Terror.
Selesai. Tidak ada nama lagi, hanya coretan merah. Darimana kudapat semua tinta ini…?
Pyke merasakan sesuatu. Gelisah, bingung, dan tidak puas. Suara gemuruh
dari dalam perutnya. Dia belum selesai. Mereka ada terlalu banyak di
sana, di dermaga itu. Mungkin dia salang mengingat. Mungkin itu tidak
penting.
Mereka membiarkanku mati. Begitu banyak tangan. Begitu banyak waktu.
Suara lain. Bukan camar. Bukan ombak. Bukan gigi yang menutup. Bukan suara dari dalam pikirannya yang berteriak “Kau belum selesai!” suara it uterus berulang-ulang. Bukan music yang dia ingat dari kota berenang itu, bertahun-tahun lalu.
Itu suara baru. Suara sungguhan. Sebuah suara dari sana .
Pyke
melihat dengan mata hidupnya, dan melihat tangga kayu di bawah sepatu
bot besarnya. Pria besar, sedang berjalan menuju kapal bobrok.
Dia
berhenti ketika melihar semua darah itu. Tangannya masuk ke dalam
jaket, mengeluarkan senapan Flintlock, dan mendekatkan selongsong pistol
itu dekat dengan dadanya. Siap menembak. Seperti orang bodoh.
Pyke
melangkah ke dalam cahaya bulan. Pria itu terlihat seperti melihat
hantu. Kulit di sekitar mulutnya mengencang melebihi kantung uang
penjaga bank di dermaga. Matanya terbelalak dan gemetaran, seperti
ubur-ubur, seperti air tenang yang terkena hembusan angin.
“Siapa itu?” teriaknya.
Mendekatlaht.
Senjata
Fintlock itu diarahkan ke kepala Pyke. Kemudian suara ledakan itu
terdengar. Tembakannya memang terjadi, tapi hanya mengenai kayu karena
Pyke sudah bukan manusia.
Dia berada di dalam kabut.
Dia
melebur, berubah menjadi garam dan tetesan air—dia berubah menjadi
kabut halus. Dia mendengar mereka memanggilnya Phantasm. Mereka hampir
benar.
Pria berbadan besar itu mengisi senapannya. Keringat berkumpul di dahi keriputnya.
Dalam beberapa detik itu, Pyke telah berada di sekelilingnya, di antaranya ,
di antara udara, dia memperhatikan pria itu. Mata yang ketakutan, mata
cokelat. Janggutnya sangat kusut dan berwarna putih. Rahangnya menurun,
hidungnya bengkok, bibirnya retak, daun telinganya terlihat aneh akibat
begitu sering terlibat perkelahan di bar.
Dia terlihat seperti seorang kapten.
Pria itu begitu ketakutan. Teror ini selalu berhasil.
Aromanya seperti seorang kapten.
Pyke
harus yakin. Dia membentuk wujud padat—dia sejak dahulu adalah pria
besar, tapi kini dengan mata menyala yang diberikan laut, dia merasa
lebih besar. Katakan namamu , gumamnya.
Pria
itu tidak menyangka seseorang bisa muncul di belakangnya. Tidak ada
yang menyangkanya. Mungkin terjadi dalam kisah atau cerita yang
terdengar di bar. Tapi kenyataannya, semua orang langsung ketakutan dan
wajahnya menjadi pucat, dan kapten berbadan besar ini tidak terkecuali. Dia terpeleset oleh sepatu botnya sendiri, dan berguling ke bawah tangga.
Pyke melangkah perlahan-lahan. Sebuah kapal Galleon Noxus sedang berlabuh di dermaga. Kapal pedagang, atau kapal pengkhianat ? Apa ada bedanya? Sepertinya tidak.
Kau punya waktu hingga aku mencapai dasar anak tangga ini untuk menceritakan yang kau ketahui.
Pria itu ketakutan, angin meniup layar kapal lain. Ikan di atas tanah. Tangan besar meraihnya.
Aku ingat siapa kau…
Dia terus melangkah.
Tangan putih menggenggam rel di dek itu…
Dia melangkah lagi.
Pria itu berusaha berdiri, tapi lututnya salah posisi.
Dia melangkah lagi.
Kau hanya menonton.
Dia melangkah lagi. Makan malam semakin dekat.
Kau hanya tersenyum.
Kini air mata terlihat menetes. “Kumohon… aku tidak tahu apa yang kau bicarakan…”
Dia melangkah lagi.
Namamu. Sekarang.
“Beke! Beke Nidd!”
Pyke terdiam untuk melihat kertas catatannya, hanya tersissa satu langkah lagi. Semua tanda merah itu. Semaua nama yang dicoret.
Itu dia. Beke Nidd. Midshipman.
Belum dicoret. Jelas sekali. Pasti kertasnya terlipat.
Beke Nidd. Ya, Aku ingat siapa kau. Kau ada di sana.
“Aku belum pernah melihatmu! Ini malam pertamaku di Bilge—”
Orang-orang
tak bisa berbohong ketika ada pengait besar yang diarahkan ke pipinya.
Mereka tidak bisa memohon atau memberikan fakta yang tidak merek miliki.
Alat
yang bagus, buatan si tukang cukur ini. Dibuat dari tulang hiu yang
ditempa ini. Lebih kuat dari baja. Dapat menusuk lebih baik, memotong
tulang dan daging. Bergerak-gerak hanya akan menusukkannya lebih dalam,
saat Beke memahaminya. Matanya terlalu ketakutan.
Mata itu menusuk pikiran Pyke.
Kenangan
itu bangkit seperti air pasang, dan dia membukanya agar air bisa masuk,
menenggelamkan Beke dengan permohonan kosongnya.
Sebuah kapal besar. Empat tuan dengan layar sobek. Ombak setinggi gunung.
Janggut
kusutnya teriup angin laut. Lusinan wajah di dek. Menonton. Mata
cokelat. Mata Beke Nidd berwarna cokelat, terbelalak dengan ketakutan
besar.
Pangeran Jarvan IV terlahir dari darah kerajaan, dan dia adalah calon pemimpin dari Demacia di masa depan. Dibesarkan di sekitar sosok-sosok hebat Demacia, Jarvan IV merasa kesulitan akan ekspektasi yang ditujukan padanya. Di medan perang, dia selalu menginspirasi para prajuritnya dengan semangat yang tak mengenal rasa takut dan juga determinasi tinggi, menunjukkan kekuatan yang sebenarnya sebagai seorang pemimpin.
Meskipun pimpinan Demacia sudah ditentukan oleh para petinggi, tiga raja terakhir sudah datang dari satu keluarga yang sama. Sebagai anak satu-satunya dari raja Jarvan III, Jarvan IV sudah menjadi prospek pemimpin selanjutnya dari semenjak dia lahir. Keinginan keluarganya itu sudah ditularkan langsung kepada Jarvan IV sedari dia masih kecil. Dia banyak diajari oleh para guru-guru legendaris tentang bagaimana caranya menjadi seorang pemimpin yang handal. Tak lupa selain itu, Jarvan IV juga tidak pernah ketinggalan untuk belajar bagaimana cara berperang.
Selama masa-masa latihannya itu, dia selalu berpasang-pasangan dengan satu prajurit muda bernama Garen, yang juga ditakdirkan untuk menjadi seorang Crownguard. Jarvan sangat mengagumi semangat yang dimiliki oleh Garen, dan Garen juga merasakan sebaliknya. Bersama-sama, mereka sungguh tak terpisahkan.
Ketika Jarvan IV tumbuh besar, ayahnya memberikannya sebuah kehormatan untuk menjadi jenderal pasukan Demacia. Meskipun Jarvan IV tentang taktik dan teori peperangan serta mampu mengalahkan guru yang mengajarinya cara bertarung, Jarvan tidak pernah tahu rasanya bagaimana berada di dalam peperangan secara langsung di dalam hidupnya.
Dibahanbakari oleh keinginan membuktikan kemampuannya lewat kemenangan dalam peperangan nanti, Jarvan IV memimpin pasukannya menghadapi gerombolan penculik Winter’s Claw, sebuah suku yang juga terdiri dari beberapa penyihir di dalamnya. Meskipun perintah serta taktiknya dalam peperangan terhitung sukses, Jarvan selalu diserang oleh musuhnya secara langsung, namun tentunya selalu dilindungi oleh para pelindungnya. Hal itu tentunya seolah menahan keinginannya untuk bertarung menggunakan tangannya sendiri.
Ketika para suka Noxus menjarah salah satu desa di wilayah perbatasan Demacia, Jarvan IV memimpin pasukannya untuk melindungi desa tersebut. Dia dan juga para pasukannya berkelana selama berhari-hari untuk melawan serangan dari pasukan Noxus. Bagi Jarvan sendiri, peperangan yang dia hadapi ini ternyata lebih buruk dari apa yang dia perkirakan. Pasukan Noxus ini ternyata membawa awak serta peralatan perang yang lengkap beserta kapal perang dan berhasil menghabisi banyak prajurit Demacia dan hanya menyisakan beberapa orang saja yang mampu menceritakan kembali pengalaman mereka dengan luka yang sangat parah.
Jarvan dinasihati untuk mundur dari pertarungan. Tapi Jarvan tidak mau berhenti hanya karena takut kalah. Dia pun masih terus berjuang di medan pertempuran. Dia ingin melindungi para prajurit yang terluka dan memberikan perlawanan sengit pada musuhnya. Selain itu, Jarvan juga berpikir bahwa jika dia menunggu bala bantuan datang, akan lebih banyak orang yang mati oleh bangsa Noxus. Oleh karena itu dia merasa dirinya harus mengambil tindakan.
Jarvan membagi pasukannya, memerintahkan sebagian dari mereka untuk menjaga prajurit serta masyarakat lainnya yang tengah terluka. Mereka mengepung pasukan Noxus ketika malam hari, namun ternyata Jarvan malah terpisah dari para pasukannya. Dia bertarung sendirian melawan banyak sekali pasukan musuh hingga akhirnya harus kalah. Bangsa Noxus akhirnya mengurung Jarvan IV, sambil bersiap untuk dibawa ke penjara Immortal Bastion Noxus nanti.
Selama berminggu-minggu, Jarvan berada jauh dari Demacia. Keputusannya yang gegabah telah berujung dengan banyaknya prajurit Demacia yang mati. Putus asa akan hal itu, dia menganggap bahwa dirinya sudah tidak lagi pantas untuk tinggal di Demacia, dan berniat meninggalkan tugasnya sebagai seorang pemimpin.
Dalam sebuah malam yang gelap, Garen dan juga para prajurit lainnya yang dikenal dengan nama Dauntless Vanguard menyerang perkemahan Noxus secara diam-diam. Meskipun mereka tidak menemukan Jarvan, Jarvan berhasil melarikan diri berkat kericuhan yang dibuat oleh Garen dan kawan-kawan lainnya. Salah satu prajurit Noxus mengetahui pelariannya dan menembak Jarvan dengan anak panah, tapi untungnya Jarvan masih bisa selamat dan melarikan diri ke tengah hutan.
Jarvan lari sekuat tenaga sampai dia tidak dapat berlari lagi, bersembunyi di balik pohon yang tumbang sambil mengobati bekas luka sebaik yang dia bisa. Jarvan kemudian tak sadarkan diri, dia sudah tidak tahan lagi atas darah yang terus mengucur, dia sadar bahwa umurnya tidak akan lama lagi. Jarvan tidak yakin apakah dia terbangun dalam mimpi atau bukan, tapi dia melihat sesosok wanita berkulit ungu dengan mata menyala seperti api yang membawa dirinya ke sebuah perkampungan kecil di wilayah Demacia. Di sana, dia beristirahat di bawah pengobatan warga lokal yang mengobati lukanya dengan obat alami hingga dirinya sembuh.
Dengan Jarvan yang telah kembali sehat, dia menemukan sebuah perkemahan di hutan liar di luar wilayah Demacia. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia terbebas dari semua beban yang selama ini dipikulnya selama berada di kerajaan. Dia merasakan bagaimana rasa damai ini begitu menyambutnya dengan terbuka, meski dia adalah orang baru di sini. Jarvan akhirnya kenal dengan sosok wanita berkulit ungu itu yang dia kenal dengan nama Shyvana.
Suatu hari muncul seekor naga yang menyerang desa dan meneror orang-orang yang ada di sana, membakar semua rumah menjadi abu. Jarvan sadar bahwa desa itu tidak akan bisa bertahan jika datang seekor naga menyerang, jadi dia membawa semua masyarakat desa itu ke dekat kerajaannya, di Castle Wrenwall.
Pada malam itu, Jarvan menemukan Shyvana terpisah dari orang-orang. Pada saat itu juga, dia mengaku bahwa dia adalah makhluk setengah naga, dan darah itu telah diturunkan dari sang ibu, Yvva. Sama seperti orang Demacia lainnya, Jarvan dibesarkan untuk tidak mempercayai akan kekuatan sihir yang dimiliki oleh manusia di dunia ini. Tapi setelah melihat kebaikan dan juga kekuatan Shyvana, Jarvan berniat untuk membayar hutang nyawa yang telah dia berikan padanya. Bersama-sama, mereka bisa menghancurkan musuh paling kuat sekalipun.
Dengan munculnya kembali serangan naga, Jarvan melatih orang-orang Demacia untuk bisa melawan mereka bersama dengan prajurit di Castle Wrenwall. Dia menyeret dan memaksa mereka bertarung melawan naga di sebuah tempat kuno di bagian Barat Demacia. Di sana, tempat itu dipenuhi oleh kekuatan sihir bekas tragedi Rune Wars beribu-ribu tahun lalu, dan sekarang tempat itu adalah satu-satunya cara mereka untuk bisa bertahan hidup dari serangan naga. Akan tetapi, serangan anak panah dari prajurit Demacia tidak menghasilkan apapun ketika kulitnya naga itu mementalkannya satu per satu.
Jarvan dan para prajuritnya bersembunyi, sementara di sisi lain Shyvana muncul dan berdiri di tengah-tengah menghadap ke arah naga tersebut. Jarvan melihat dengan takjub bagaimana Shyvana berubah menjadi naga, mengaum menyemburkan api ke udara berniat untuk melawan bangsa ibunya sendiri. Meskipun orang-orang lainnya mundur karena ketakutan, Jarvan mengukuhkan jiwanya, ingat bahwa Shyvana akan membantunya melawan musuh.
Tak lama setelah itu, siluet besar muncul dari langit. Yvva, sang ratu naga telah muncul di hadapan mereka. Atas perintah Jarvan, semua prajurit menembakkan semua anak panah mereka ke arah naga itu, mencoba untuk membantu Shyvana. Merasa terusik, naga itu menyemburkan api ke segala arah. Prajurit yang menggunakan baju besi pun tak kuat menahan panasnya. Meski demikian, anak panah terus bertebaran di langit tak ingin berhenti membuat naga itu jatuh ke tanah.
Jarvan masih berdiri menyaksikan bagaimana Shyvana bertarung sengit hingga meninggalkan sebuah getaran hebat. Saking sengitnya pertarungan mereka, Jarvan sampai tidak bisa membedakan kekuatan yang datang dari mereka berdua, sehingga dia memerintahkan para pemanahnya untuk menahan tembakan mereka. Sampai akhirnya Shyvana terlempar jatuh ke tanah dan kembali berubah ke wujud manusianya dengan darah yang membanjiri lehernya. Tapi Shyvana tetap menatap matai bunya sendiri dengan cakar tajam menerjang menembus jantung ibunya sendiri.
Dengan semua ancaman dari bangsa naga ini yang telah hilang, Jarvan IV akhirnya merasakan kembali rasa hormatnya untuk kembali ke rumah. Dia telah mengerti apa yang dimaksud dengan hidup sebagai prajurit Demacia. Hal itu bukan hanya demi kemenangan semata, melainkan bagaimana kita bersama-sama berjuang untuk mencapainya, tak peduli perbedaan yang ada. Untuk menghargai jasa dari Shyvana, dia berjanji bahwa Shyvana bisa menganggap Demacia sebagai rumahnya sendiri. Tapi keduanya sadar bahwa kekuatan sihir tidak bisa hidup di dalam Demacia, dan Shyvana memilih untuk tidak menggunakan kekuatan perubahannya ketika bertarung bersama Jarvan. Bersama-sama, mereka berjalan menuju pusat ibu kota dengan tulang bangkai dari Yvva di tangan mereka.
Meskipun senang setelah melihat Jarvan kembali setelah sekian lama hilang, ada banyak sekali orang yang mempertanyakan keputusan Jarvan untuk menjadikan Shyvana sebagai pengawalnya, dan kecurigaan pun muncul mengapa setelah lolos dari Noxus dia tidak bergegas kembali ke ibu kota. Tanpa pikir panjang, sang raja Jarvan III menyambut kembali kedatangan anaknya ke kerajaan. Jarvan IV sekarang kembali ke dalam tugasnya untuk mengabdi pada Demacia, dia berjanji bahwa dia akan terus menjunjung tinggi idealisme dari Demacia, yaitu membangun bangsa bersama dengan bangsa itu sendiri, bersatu menghadapi rintangan apapun yang ada di depan mereka.
Sebagai perwujudan sifat nakal, imajinasi, dan perubahan, Zoe adalah pembawa pesan kosmis Targon, sebuah pertanda peristiwa besar yang dapat mengubah dunia. Keberadaannya saja dapat mengubah realitas, bahkan terkadang menyebabkan bencana besar padahal dia tidak bermaksud melakukannya. Mungkin itu menjelaskan kenapa Zoe tidak menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pembawa pesan, dia terlalu banyak bermain, menggoda manusia, atau menghibur diri sendiri. Pertemuan dengan Zoe dapat menyenangkan atau membahayakan nyawa, tapi seringkali yang terjadi sangatlah berbahaya.
Sesuai dengan sifat khas Targonnya, Zoe tidak turun ke dunia dengan tujuan tradisional. Dia tidak memenangkan kemenangan besar menghadapi situasi sulit, mengorbankan dirinya untuk tujuan mulia, atau menjalani tugas mendaki Gunun Targon. Bahkan, Zoe dulu adalah gadis biasa, yang terpilih secara acak.
Guru Lunari-nya melaporkan Zoe sebagai anak yang imajinatif, tapi keras kepala, malas, mudah teralihkan, dan nakal. Suatu hari, ketika Zoe membolos dari pelajaran sihir suci untuk mengejar sesuatu yang “tidak semembosankan itu” dia dilihat oleh suatu makhluk Aspect of Twilight dari Targon.
Dia memerhatikan gadis muda itu mengolok-olok teriakan marah pendeta-pendeta Lunari yang mengejarnya. Lalu, setelah mengejar selama empat jam lamanya, dia disudutkan guru-guru yang marah. Sebelum mereka sempat menangkap Zoe, sang Aspect memunculkan enam benda di depan gadis itu: sebuah kantung berisi koin emas, sebuah pedang, buku pelajaran yang sudah selesai, karpet ibadah, tali sutra, dan bola mainan. Empat benda tersebut dapat membuatnya lolos atau keluar dari masalah itu, tapi Zoe memilih pilihan keenam.
Tidak ingin kabur, dia malah mengambil bola mainan itu kemudian menendangnya ke arah dinding sebuah rumah yang berdempetan, dan menyanyi dengan riang saat mainan itu memantul ke arah pendeta-pendeta yang tidak punya selera humor itu.
Puas oleh tingkah Zoe yang riang gembira, sang Aspect membuka portal berkilauan menuju puncak Gunung Targon, dia menawarkan gadis itu kesempatan untuk melihat dunia. Dia melompat ke belakang, lalu bersatu dengan sang Aspect, Zoe menjulurkan lidahnya ke arah guru-guru yang dia jahili sebelum akhirnya menghilang ke dalam portal tersebut.
Mengikuti kebangkitan yang tidak biasa ini, Zoe berpetualang menuju suatu dimensi di sudut terjauh wilayah kekuasaan Targon, bermain-main dengan realitas yang melampaui pemahaman manusia.
Kembali pulang setelah lebih dari satu milenium, Zoe tidak menua sama sekali. Meski Runeterra tidak banyak berubah dari sudut pandangnya, dia tiba dengan keingintahuan anak remaja untuk manusia dan sang Aspect temannya itu.
Mungkin dia paling penasaran dengan hubungan barunya dengan Aurelion Sol. Kesombongan, kebohongan, dan ukuran besarnya membuat Zoe kesal. Zoe terus menerus menggoda makhluk besar itu, tapi ketika dibutuhkan, dia akan melindungi “anjing luar angkasa” dan bintangnya dari kemarahan Pantheon. Entah itu hanya iseng, sikap posesif, atau perilakunya sebagai seorang pengganggu sejati, tidak ada yang tahu pasti. Karena, jika membicarakan Zoe, tidak ada yang tahu pasti apa tujuannya sebenarnya … selain mencari kesenangannya sendiri.
KISAH TENTANG ZOE
Cyberpop Zoe
Ketika dia memikirkan toko kue, Zoe menjatuhkan diri, menyerah pada tarikan gravitasi. Ketika jatuh, dia menciptakan gerbang dengan kesadarannya. Langsung saja, sebuah portal terbuka di bawahnya dan terhubung dengan tempat lain. Dia jatuh ke gerbang itu. Massa tubuhnya bertabrakan dan meledak ketika berpindah tempat.
Rasanya agak geli.
Sayangnya, Zoe tidak muncul ke lokasi tujuannya. Tapi, dia malah muncul dari portal kedua yang hanya berjarak tidak terlalu jauh, terlempar ke udara melalui momentum kejatuhannya. Kemudian, setelah momen penyeimbangan diri sesaat, dia ditarik mundur kembali ke dalam portal kedua. Tapi sekali lagi, ruang dan waktu berputar di sekelilingnya—semuanya berputar, itulah gambarannya—sebelum mengembalikannya ke titik awal. Kedua portalnya lalu tertutup dan menghilang.
Sihir yang sangat kuat menggangu kemampuan Zoe untuk berpindah tempat. Mungkin itu berhubungan dengan perubahan apa pun itu yang seharusnya dia lakukan, dan tentunya, dia belum berhasil melakukannya. Itu adalah masalah, tapi bukan masalah baru. Dia tidak terlalu yakin apa pesannya, untuk siapa, atau bahkan artinya, tapi, berdasarkan pengalamannya sejauh ini, itu tidak terlalu penting. Sang Matematika suci ingin maju, dan tidak lama pesannya langsung tiba. Menurut Zoe itu keuntungan yang keren dengan menjadi seorang Aspect.
Tentunya, pertanyaan saat ini adalah apa yang harus dilakukan selagi sedang menunggu. Zoe melihat sekelilingnya. Di sebelah pohon, dia melihat makhluk keil berbulu lebat yang memiliki ekor besar. Dia terlihat mirip yordle kecil, tapi Zoe menyadari hubungan makhlluk ini dengan dunia arwah sangatlah kecil.
Pola kehidupan makhluk kecil itu terlintas di otak Zoe. Dia hanya akan hidup beberapa rotasi lagi sebelum mengembalikan rohnya. Bagi Zoe, hidupnya yang singkat membuatnya semakin menggemaskan. Zoe melompat dan berlari mendekatinya.
“Lucu sekali!”
Hewan kecil itu berlari ke sebuah pohon.
“Hei, kembali!” teriaknya.
Tanpa menunggu lama, Zoe menciptakan gelembung waktu, mengubahnya hanya menjadi separuh rotasi planet, sebelum melemparnya ke pohon itu. Anomali itu meluncur sebelum meledak di batang pohon itu.
Sesaat, masa lalu dan masa kini hewan lucu itu bertabrakan. Langit malam menguasai area itu. Hewan kecil itu kemudian jatuh kelelahan akibat kurang tidur di malam kemarinnya. Masa lalu spiritual dan keadaan mentalnya kewalahan akibat kesadarannya saat ini.
Untuk sesaat, Zoe mengabaikan gravitasi, dia melayang ke atas dahan pohon, dan berhenti di sisi hewan kecil itu. Tangannya terlihat agak ragu untuk bergerak di atas bulu lembut hewan itu. Dia tahu jika dia menyentuh makhluk itu, sihirnya akan terlepas.
“Zoe adalah teman” bisiknya. Tapi ketika dia mengusap kepala hewan itu, dia terbangun kemudian lari menjauhi Zoe.
Sambil mengeluh, Zoe malayang lebih tinggi lalu membalikkan badan, kepala di bawah dan kaki di atas. Dia mempertimbangkan ingin mengunjungi Aurelion Sol setelah menyelesaikan urusannya di sini. Naga itu juga tidak suka dielus. Tapi, Zoe berpikir, dia lebih udah dikejar tanpa takut akan menyakitinya. Keinginan itu hilang, berkat posisinya yang tinggi, Zoe melihat sebuah desa yang berada jauh di seberang bukit.
Dia menciptakan portal menuju kota itu kemudian melompat ke dalamnya. Tapi, lagi-lagi, Zoe hanya mampu menciptakan sebuah gerbang berjarak beberapa meter darinya. Bahkan, gerbang itu hancur dengan sendirinya, sama seperti sebelumnya, lalu menarik Zoe kembali ke titik awal.
Rumput musim panas terlihat indah, tidak punya pilihan lain, Zoe kemudian berjalan kaki menyusuri hutan menuju desa itu.
Dia tiba di pinggiran kota yang memiliki dinding tinggi. Matahari terlihat sudah hampir terbit. Mendengar suara tawa, Zoe menghilangkan gravitasi untuk sesaat dan melayang menuju salah satu atap rumah di desa itu.
Di tengah lapangan, terlihat enam manusia sedang bermain. Mereka hampir berukuran sebesar Zoe, berbeda dengan anak-anak atau orang dewasa yang dia temui di sepanjang perjalanan turnya mengitari planet ini.
Salah satu laki-laki itu mengejar seorang perempuan. Mereka berdua tertawa. Aturan permainan itu tidak jelas.
Zoe fokus memerhatikan gaun merah indah yang dikenakan gadis itu—dia penasaran apakah warna itu mewakili sesuatu. Bahkan jika itu bukan bagian dari permainannya, Zoe sangat menyukainya. Gadis itu terlihat lebih tinggi dari gadis lainnya, dan Zoe merasa gadis itu mungkin mengetahui sesuatu yang perlu dia pelajari.
Pria itu juga menarik, tapi menarik dari segi yang sangat berbeda. Dia tahu inkarnasinya saat ini akan pendek, tapi Zoe berpikir akan luar biasa jika dia mengejar gadis itu. Ada sesuatu yang hebat dari dagu dan bentuk bibirnya.
Zoe terlihat gugup. Lagipula, memang sudah lama sekali sejak Zoe masih seorang manusia atau bahkan mengunjungi dimensi ini. Dia khawatir kelompok itu tidak akan menerimanya, dan dia akan ditinggalkan dari apa pun permainan itu yang sedang mereka mainkan.
Dua anak laki-laki lainnya, yang terlihat tidak semenarik dua anak sebelumnya, mulai saling menendang bola. Untuk permainan ini Zoe masih ingat.
Diperkuat oleh koneksi itu, Zoe meluncur turun dari atap ke tengah-tengah kelompok itu.
“Hai!” katanya, sembari mengubah warna rambutnya menjadi warna gaun wanita itu.
“Itu arwah” kata si laki-laki menarik dengan mata terbelalak. Lalu dia berteriak “Lari!”
Zoe merasa harus memperjelas bahwa dia bukan arwah tapi seorang Aspect, tapi dia tidak yakin apakah jeritan laki-laki itu adalah bagian dari permainannya atau bukan.
“Sebenarnya, aku datang kemari untuk membawa pesan. Tapi jika kau ingin bermain, aku punya banyak waktu” katanya, sembari meluncur mengejar mereka.
Lalu dia terbang dengan gaya sekasual mungkin di samping gadis tinggi itu.
“Pakaian merahmu keren sekali! Apakah warnanya punya suatu arti?” Tanya Zoe. Tapi upayanya memulai perbincangan tidaklah penting. Saat berbicara, si gadis tinggi itu ditarik ke suatu rumah oleh si laki-laki menarik. Dia menutup pintu kayunya rapat-rapat, menutup jalur Zoe.
Zoe melihat sekelilingnya, mengetahui ternyata ada banyak manusia yang menghilang, tapi suatu keributan bisa terdengar berasal dari pusat kota.
Tidak lama, lusinan pria yang mengenakan baju zirah berlari mendekati Zoe dengan membawa tombak. Mereka mengingatkan Zoe pada senjata Pantheon.
Penjaga lokal, dugaan Zoe.
Berasumsi dia adalah arwah, para penjaga itu berteriak memperingatkan, sembari pemimpin mereka berusama merapal mantra pengusir. Itu mantra yang sangat bagus, menurut Zoe, tapi bukan yang dia inginkan. Zoe penasaran, apakah arwah-arwah sering menggganggu kota ini?
Ketika para penjaga itu mulai melempar senjata mereka ke arah Zoe, dia menciptakan meteor sihir ke arah dinding. Kemudian, the Twilight Girl menciptakan dua portal untuk menhindari tombak para penjaga, kemudian mengarahkan meteor itu ke penyerangnya.
Tubrukan meteor itu menciptakan ledakan, menyebabkan reaksi berantai dari partikel kecilnya yang terkumpul ketika meluncur, kemudian menghasilkan ledakan kedua yang mengenai para penjaga dan menara mereka—melumat area itu menjadi debu-debu halus.
“Halo?” Zoe bertanya sembari asap penghancur yang tebal berputar-putar di sekitarnya. Dia penasaran apakah si anak gadis tinggi dan anak laki-laki menarik itu telah pergi. Sepertinya sudah.
Merasa putus asa sesaat, Zoe memutuskan ingin mengunjungi pemukiman manusia yang lebih besar. Mungkin di tempat seperti itu akan ada seseorang yang mau bermain dengannya.
Zoe mengingat lokasi suatu… kota beberapa ribu tahun lalu. Mengikuti insting dan mengabaikan kegagalan sebelumnya, dia menciptakan portal menuju tempat itu. Dan dia sangat terkejut ketika gerbang itu terbuka dan ternyata mengarah ke tujuan yang dia inginkan.
“Bagus!” katanya, senang sekali bisa berpindah tempat lagi, dan dia tidak sabar ingin mengirim pesan berikutnya.
Ketika Zoe keluar, dia penasaran apakah kawah batu itu akan menuntun manusia menuju World Rune yang berada tidak jauh. Si anak gadis tinggi atau anak laki-laki menarik itu mungkin yang akan menemukannya.
Pasti akan lucu sekali jika mereka menemukannya, pikir Zoe.
Garen adalah seorang ksatria Demacia yang telah mengabdikan hidupnya untuk kerjaan serta keadilan di tempat kelahirannya. Dipersenjatai oleh baju perang yang kebal akan ilmu sihir dan juga senjata tajam apapun, Garen mengabdikan hidupnya untuk bisa melindungi kerajaan serta para prajurit lainnya.
Dilahirkan dalam sebuah keluarga Crownguard (sebuah gelar yang diberikan
untuk para keluarga yang melayani dan melindungi sang raja), Garen dan adik
perempuannya, Lux, memiliki garis keturunan sebagai legenda Demacia. Ayah
Garen, Pieter, telah menghabiskan waktunya untuk melindungi raja Jarvan III,
dan untuk melanjutkan perjuangan ayahnya, sekarang Garen harus melindungi
Jarvan IV. Tahu bahwa Garen adalah sosok yang penting untuk melanjutkan tradisi
keluarga, semua keluarga sangat mendukung keberadaan Garen sebagai pelanjut
tombak kebanggaan keluarga.
Lux
Demacia pertama kali di temukan oleh beberapa orang yang selamat dari
bencana Rune Wars, dan mereka adalah orang-orang yang mencari kedamaian setelah
kekuatan sihir menghancurkan sebagian besar dari mereka. Ada banyak orang yang
tidak mau membicarakan tentang cerita masa kegelapan tersebut, tapi paman Garen
selalu membahas hal itu. Dia dulunya adalah salah satu mata-mata Demacia
terbaik. Dengan tujuan untuk menjaga Demacia untuk tetap aman dari kekuatan
sihir, dia berani untuk berpetualang ke dunia liar di luar dinding besar
Demacia dan berkecimpung dengan bahaya. Suatu hari, sesuatu yang terlihat
seperti penyihir, mereka yang membuat Void, menyerang dinding pertahanan
Demacia. Satu hal yang harus dipahami adalah, tidak ada kedamaian yang bersifat
selamanya di dunia ini.
Tujuh bulan kemudian, paman Garen harus mati karena kejadian yang sangat
tragis. Ada yang bilang bahwa dia terbunuh dalam sebuah pertarungan, tapi Garen
akhirnya menyadari dari bisikan dari perbincangan keluarganya yang mengatakan
bahwa pamannya mati karena ilmu sihir. Hal ini membuat Garen semakin membenci
ilmu sihir yang seolah menghasilkan malapetaka dan tidak akan pernah membiarkan
hal semacam itu ada di dalam dinding Demacia. Semua yang ada di dalam sini
hanya harus mengikuti peraturan Demacia, maka semuanya akan bersih dari
pengaruh sihir apapun yang bisa merusak kerajaan ini.
Semua orang Demacia seolah sangat bergantung pada Garen setelah kematian
pamannya. Setiap ada orang asing di jalan, termasuk orang-orang yang jarang
terlihat di luar rumahnya begitu menghargai dan juga menghormati Garen. Garen
menganggap bahwa Demacia ini adalah sebuah kerajaan di mana semua orang bersatu
untuk bisa menjaga dan membantu satu sama lain. Seperti itulah Demacia yang dia
tahu, tidak pernah ada kata seseorang sendirian dalam kesulitan.
Tapi tetap saja, horor yang terus menghantuinya akan sihir ini terus ada
pada dirinya, bahkan berubah menjadi Monster dan juga kegelapan dalam
pikirannya. Dia selalu berbicara dengan sang adik, Lux, yang menguasai tentang
kekuatan sihir putih, tapi hal itu tetap saja tidak bisa menghilangkan
kekhawatirannya terhadap kekuatan apa yang telah bisa membunuh pamannya.
Garen sudah meninggalkan rumah dan bergabung dengan bala tentara Dauntless
Vanguard sejak usia dua belas tahun. Hari-hari dan malamnya selalu dipenuhi
latihan untuk menuju peperangan, tak pernah sekalipun memikirkan hal lain
termasuk teman ataupun cinta. Setiap langkahnya dia tidak pernah berhenti
memikirkan cara untuk menyempurnakan kemampuan berpedangnya, bahkan meskipun
masa belajarnya sudah selesai. Setiap malam, dia berlatih untuk terhindar dengan
pertarungan melawan bayangan masa lalunya sendiri.
Dengan berlatih bersama the Vanguard, Garen bertemu dengan Jarvan IV –
seorang pangeran yang kelak akan menjadi raja, dan tentunya tuan dari Garen
sendiri. Kehadiran Jarvan membuat Garen untuk bisa bertarung lebih keras lagi –
dia melihat kehebatan sang pangeran meski dia masih sangat muda. Mereka pun
menjadi teman dekat, dan selalu siap untuk bertarung satu sama lain. Dan ketika
masa pelatihan mereka selesai, Garen memberikan sebuah pin burung Demacia pada
Jarvan untuk mengingatkan bahwa dia akan selalu menganggapnya sebagai saudara.
Jarvan IV
Selama invasi yang dilakukan oleh Noxus di Demacia, Garen dikenal sebagai
petarung yang mendapatkan reputasi sebagai yang terbaik di Demacia, yang
terkenal akan melindungi semua orang di Demacia dengan nyawanya sendiri. Dia
rela mengambil sebuah panah untuk ditujukan kepada dada musuh untuk
menyelamatkan temannya dalam sebuah misi. Dia juga rela bertarung tanpa baju
besinya melewati Silent Forest untuk menghabisi Rancid King.
Di samping keberanian serta kemampuan bertarungnya, Garen juga pernah
merasakan kegagalan ketika tentara Noxus menyerang, di mana dia tidak mampu
melindungi pangerannya sendiri. Melawan nasihat dari tetua kerajaan, Jarvan
yang dulu masih muda bertindak gegabah dengan menyerang perkampungan Noxus
untuk membalas dendam atas hal yang mereka lakukan pada Demacia. Namun dia
malah terjebak dalam rencananya sendiri. Ternyata tentara Noxus menyiapkan
sebuah jebakan, dan Jarvan serta beberapa pasukannya ditawan oleh tentara
musuh.
Garen sangat marah pada saat itu. Dia merasa gagal karena tidak bisa
membantu Jarvan pada saat itu. Dia tahu bahwa Jarvan memang membuat keputusan
tersebut, namun dia tetap menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa
mencegah hal itu terjadi. Garen kemudian memimpin beberapa pasukan untuk
mencari dan membebaskan sang pangeran.
Garen dan pasukannya akhirnya menemukan sebuah perkemahan tentara Noxus
untuk dan menemukan baju perang Jarvan yang dipenuhi oleh darah. Di sana,
tertancap sebuah pin burung Demacia yang sudah berwarna darah. Sekian lama
mencari, Garen menganggap bahwa Jarvan telah mati.
Selama berhari-hari, Garen terpuruk. Dia tidak bisa berhenti menyalahkan
dirinya sendiri atas kematian pangerannya sendiri. Padahal semua keluarga dan
juga pihak kerajaan sendiri mengatakan bahwa itu bukanlah kesalahan dirinya.
Garen ingat bagaimana kerajaan begitu mengandalkan dirinya pasca meninggalnya
sang paman. Dari situ, dia bertekad untuk bisa bangkit dan membayar apa yang
bisa dia perbuat sebagai ganjaran atas pasukan yang telah gugur di sana. Dia
kembali berlatih bersama prajurit lainnya, kembali seperti semula.
Mendengar hal ini, Jarvan III mengagumi bagaimana Garen adalah cerminan dari
Demacia itu sendiri. Sang raja memang kehilangan anaknya, tapi dia masih punya
semangat Demacia dalam diri Garen yang sudah dia anggap anaknya sendiri. Sang
raja kemudian memberikan penghargaan pada Garen, untuk mengingatkan bahwa di
sini, tidak akan pernah ada orang yang bertarung sendirian.
Sama seperti kakaknya, Lux, sang adik juga mengikuti jejak sebagai
Crownguard yang mengabdikan diri untuk menjaga Demacia. Garen tidak terlalu
dekat dengan Lux, karena Garen tidak ingin meninggalkan hal selain untuk
memperkuat dirinya dan juga pasukan-pasukan lainnya. Lux tahu bahwa Garen
sangat menyayanginya meski mereka jarang bertemu. Dia tahu satu hal, Garen
tidak ingin mengecewakan Demacia.
Sampai hari ini, Garen akan selalu siap untuk melindungi Demacia dengannyawanya. Setiap kali Garen menemukan mata-mata Noxus ataupun penyihir yangmenyusup melintasi perbatasan Demacia, Garen akan menjadi orang pertama yangmengangkat pedangnya. Dia selalu ada di belakang dinding Demacia. Dia adalahprajurit yang paling ditakuti, karena dia memiliki kekuatan, semangat, dan jugakesatuan.
CERITA PENDEK
THE SOLDIER AND THE HAG
Seorang
wanita tua menarik tali yang diikat melilit leher seorang prajurit
Demacia. Prajurit itu mencoba untuk berbicara, tapi tidak bisa karena
ulah wanita tersebut. Satu gerakan yang membuat wanita itu marah lagi
akan membuat lehernya dipotong dari badannya, kemudian helm yang
digunakannya akan menjadi sebuah pot bunga. Dari sana, wanita itu hanya
tersenyum, berharap prajurit ini mau berbicara.
Tentu saja dia
bisa melakukan apa saja pada prajurit yang satu ini kapanpun dia mau,
tapi hal itu tidak masuk dalam rencananya. Banyak yang bisa dikatakan
oleh dirinya tentang alasan dia membunuh, tapi tentu saja dia sepakat
bahwa dia hidup dengan satu tujuan tertentu. Dengan aturan tertentu. Dan
jika tanpa aturan, apakah dunia ini akan tetap ada? Mungkin ada, tapi
berantakan. Sesederhana itu.
Jika prajurit itu tidak melanggar
aturannya, dia mungkin tidak akan ada di sini, berada di tempat di mana
dia tidak ingin berada di dalamnya. Wanita tua itu menginginkan
kesenangannya, memorinya, dan juga identitasnya. Sampai semuanya sudah
didapat, maka hal yang harus dilakukan berikutnya adalah hanya tinggal
mengambil pot bunga tadi.
Sebuah teriakan suara yang mencerminkan rasa sakit terdengar dari dekat pintu gua. Salah satu pengawalnya, tidak diragukan lagi.
Kemudian muncul teriakan lainnya.
Dan datang satu lagi.
Malam ini sepertinya akan menjadi malam yang menarik.
Dari
apa yang bisa dia tahu, wanita itu menyadari bahwa ada suara sepatu
besar melangkah memasuki mulut gua yang becek menuju ke arahnya. Ketika
suara langkah itu akhirnya berhenti, seorang lelaki tampan dengan bahu
yang sangat tegap menatap ke arahnya dari ujung gua sana dan hanya
diterangi oleh cahaya dari obor di tangannya. Dari matanya terlihat
bagaimana darah begitu mengalir dengan menggebu-gebu di dalam dadanya.
Meskipun, berada jauh darinya, wanita tua itu bisa mencium bau amis yang
menempel di baju besi lelaki tadi, sesuatu yang bisa mementalkan ilmu
sihir. Sesuatu yang tidak disukai olehnya.
Tentu saja, malam ini akan menjadi malam yang sangat menarik.
Seorang prajurit lainnya, dengan pedang besar di tangannya berjalan ke arahnya mendekat naik ke takhta tempat duduknya.
Wanita
itu kemudian tersenyum, menunggunya untuk mengangkat pedangnya lalu
mengiris kepalanya. Prajurit itu akan terkejut jika dia tahu apa yang
akan terjadi selanjutnya.
Namun yang terjadi adalah, prajurit itu malah melepaskan pedangnya lalu duduk di atas tanah.
Tanpa
mengucap sepatah katapun, dia menatap ke arah mata wanita tersebut.
Mereka bertatapan cukup lama, seolah tak ada yang bisa membuat mereka
berkedip.
Apakah ini adalah cara yang dia lakukan untuk membuat
wanita itu marah? Apakah dia memang hanya ingin menunggu wanita itu yang
berbicara terlebih dahulu?
Sepertinya begitu.
Tapi tetap saja, ini membosankan.
“Apakah kau tahu siapa aku?” tanya wanita tersebut.
“Kau
telah merebut banyak sekali pikiran dan juga memori manusia.
Orang-orang bilang kau sudah berumur tua sama seperti tempat ini. Kau
adalah the Lady of the Stones” balasnya dengan percaya diri.
“Ha!
Bukan itu nama yang mereka berikan padaku, dan aku tahu itu. Rock Hag.
Itulah nama yang mereka bisa ucapkan. Kau takut kau akan membuatku marah
jika kau menggunakan nama itu, ya? Kau ingin mencoba secara halus?”
katanya.
“Tidak” balas lelaki tersebut “Aku hanya menganggap bahwa
itu adalah nama yang sangat tidak pantas diucapkan. Sangat tidak baik
berkata sesuatu yang buruk pada seseorang di rumahnya sendiri.”
Wanita penyihir tua ini akhirnya sadar bahwa lelaki yang ada di depannya ini sedang tidak bergurau.
“Dan namamu sendiri?” tanyanya. “Apa yang orang-orang panggil?”
“Garen, sang Crownguard dari Demacia.”
“Begini
peraturannya, Garen si Crownguard dari Demacia” katanya. “Kau kemari
karena kau sudah banyak kehilangan prajuritmu. Benar begitu?”
Garen mengangguk.
“Apakah kau bermaksud membunuhku?” tanyanya lagi.
“Aku
tidak bisa berbohong. Aku kemari demi satu tujuan, kau yang mati atau
aku yang mati, jadi jawabannya adalah iya.” Jawab Garen.
Wanita itu tertawa.
“Kau
ingin menghabisiku? Mungkin kau akan bisa membuatku sedikit terluka
oleh baju perangmu itu.” Dia menggerakkan tangannya untuk mengencangkan
tali yang diikat pada leher seorang prajurit tadi. “Dan tentu saja, jika
kau mengacungkan pedangmu ke arahku sebelum kita setuju, aku akan bisa
melakukannya dengan cepat sehingga kau akan mendengar suara leher yang
patah di sisa umur hidupmu.”
Sebagai penegasan, dia menarik kembali tali tersebut.
Tatapan mata Garen masih tidak bergerak dari mata wanita penyihir itu.
“Jadi,
aturannya begini. Jika kau bisa memberiku sebuah memori yang lebih
menarik untukku daripada orang yang aku ikat ini” katanya sambil membuka
helm prajurit tersebut “Aku akan mengambil milikmu, dan akan ku
kembalikan dirinya.” Matanya menatap ke arah Garen yang terlihat tidak
memiliki keraguan sedikitpun. “Jika kalian tidak bisa, ya…” dia
mengencangkan cengkeraman tangannya pada leher prajurit itu. “Jika salah
satu dari kita berusaha untuk melanggar, maka mereka bisa melakukan
apapun pada yang melanggar tanpa adanya perlawanan. Apakah kau setuju?”
“Setuju” sahut Garen dengan cepat.
“Lalu
bagaimana dengan tawaran yang kau punya. Seberapa berhargakah nyawa
prajurit ini untukmu? Maafkan aku, aku lebih baik menyebutkan namanya.
Tapi aku lupa” katanya.
“Aku juga tidak tahu namanya. Dia baru bergabung dengan batalion yang aku pimpin” balas Garen.
Penyihir itu kemudian mengerutkan alisnya. Sepertinya prajurit ini tidak tahu apa yang akan dia hadapi.
“Aku
menawarkan memoriku” katanya “dari masa kecilku. Adikku dan juga
pamanku yang sudah berjuang mati-matian melawan musuh. Kami sudah banyak
menikmati tawa berjam-jam. Kenangan itu sungguh berharga, dan aku rela
hal itu diambil oleh makhluk sepertimu.”
Wanita itu bermain-main dengan matanya melihat ke sana kemari.
“Kau
tidak menghormatiku” katanya. “Kau pikir itu semua cukup untuk memenuhi
hasratku.” Dia memeluk kepala prajurit di depannya dengan tangan,
menghisap secara perlahan memori dari kepalanya. “Aku ingin… semuanya.
Rasa sakit, rasa bingung, dan juga amarah. Itu semua akan membuatku
tampak muda” dia tertawa, menggerakkan jarinya ke seluruh wajahnya yang
terlihat mengerut.
“Aku menawarkan masa-masa tersulitku, saat ketika pamanku mati” kata Garen.
“Masih tidak cukup. Kau membuatku bosan” kata the Lady of Stones, sambil kemudian menarik kembali talinya.
Garen
kemudian berdiri dan membuka pedangnya. Perasaan wanita tadi berubah
menjadi nafsu membunuh karena tidak sabar dengan apa yang akan dia
tawarkan padanya. Tapi bukannya menyerang, Garen malah kembali berlutut
menundukkan kepalanya dan dengan lembut mengarahkan pedangnya pada
wanita itu untuk digunakan ke arahnya.
“Silahkan cari sendiri di
dalam kepalaku” katanya. “Ambil apapun yang kau inginkan. Aku masih
muda, tapi aku sudah melihat banyak hal, dan sudah mengalami banyak
kejadian yang mungkin akan membuatmu tertarik. Kau pasti akan tergoda
untuk mengambil lebih dari satu memoriku, dan tentunya aku akan
menusukkan pedang ini padamu, tapi semua memori yang kau dapatkan adalah
milikmu.”
Wanita itu hanya bisa tersenyum. Lihat bagaimana anak
muda ini! Apakah dia pikir aku bisa puas dengan semua yang dia punya
daripada mengambil milik prajurit lainnya?
Semangatnya, atau bahkan kecerobohannya sungguh begitu meyakinkan. Satu hal yang harus dihormati.
Dengan
menjilat bibirnya sendiri, wanita itu kemudian meletakkan telapak
tangannya ke arah kepala Garen. Dia menutup matanya dan melihat satu
bayangan hitam di dalam kepalanya.
Semuanya kemudian diisi oleh
memori Battle of Whiterock. Dia merasakan bagaimana enaknya makanan yang
dihidangkan dalam pernikahan salah satu letnan perangnya. Dia juga
merasakan bagaimana jiwa kesendiriannya ketika kehilangan sosok teman di
pertarungan Brashmore.
Kemudian ada adik perempuannya.
Dia
merasakan cinta Garen yang begitu menyayanginya, bercampur dengan…
sesuatu. Apa ini? Ketakutan? Kengerian? Rasa tidak karuan?
Wanita
itu masuk lebih dalam lagi, melawati alam bawah sadar. Tangannya
menembus pikiran anak muda itu, mengetahui hal lebih lanjut tentang
sosok adiknya dengan senyuman di wajahnya. Baju perang anti sihir yang
dia kenakan ternyata membuatnya kesulitan untuk masuk lebih dalam, tapi
dia tetap memaksa. Sampai akhirnya–
Masa kecilnya. Mereka berdua
tengah bermain mainan. Sang anak laki-laki melakukan sebuah kecurangan
ketika bermain. Wanita itu bilang bahwa itu tidaklah adil, mereka
memiliki kekuatan sihir. Seharusnya semuanya dipertarungkan dengan
tangan kosong. Anak laki-laki itu kemudian tertawa dan melempar mainan
tanah liatnya tadi. Marah, wanita kecil itu kemudian menembakkan sebuah
cahaya sihir dari jarinya. Kemudian anak lelaki itu tidak bisa melihat
untuk sementara waktu, kebingungan, dan tentu saja ketakutan Wanita itu
kemudian ditarik oleh ibunya, tapi sebelum ibunya meninggalkan ruangan,
dia berlutut dan memberi tahu sang anak laki-laki tadi bahwa dia tidak
benar-benar melihat apa yang pikir dia lihat. Itu semua bukanlah hal
nyata, hanya permainan. Anak lelaki itu hanya terdiam dan tak bisa
berkata apa-apa. Dia mengangguk. Semuanya hanya permainan. Adiknya
bukanlah seorang penyihir. Dia tidak mungkin seorang penyihir. Dia terus
mendorong memorinya sedalam mungkin.
Wanita itu terus meregangkan
tangannya, dia terus mencari memori demi memori yang ada pada masa
kecil prajurit ini. Semuanya dipenuhi oleh cahaya. Semuanya terkubur
dalam. Semuanya bercampur antara cinta, ketakutan, pelarian, amarah,
pengkhianatan, dan juga perlindungan.
Prajurit ini tidak salah, ini semua adalah hal yang sangat menarik. Lebih baik dari yang pernah selama ini dia nikmati.
Wanita
itu kemudian tersenyum. Prajurit yang satu ini sangat cerdas dengan
menyimpan pedang di depan tubuhnya. Kini pedang itu sudah menancap
dalam, tapi itu semua tidaklah cukup. Setelah dia berhasil mengambil
semua memori ini, prajurit itu akan lupa akan apa yang pernah dia alami.
Dia bisa mengambil semua yang dia inginkan.
Dia meregangkan
jarinya lebih besar lagi, menjangkau lebih banyak memori yang bisa dia
ambil terutama tentang adiknya. Dia mengambil semua kenangan itu sebelum
dia menarik dirinya keluar dari sana.
“Ya” katanya, kemudian membuka matanya. “Silahkan pergilah.” Dia menunjuk ke arah mulut gua.
“Tawaranmu kuterima. Aku telah mengambil semua memori selama seumur hidupmu. Ambil prajuritmu itu dan pergilah.”
Garen
berdiri dan bergerak ke arah prajurit yang tengah terluka itu. Dia
berlutut dan membantunya berdiri dan berjalan keluar gua tanpa
mengalihkan matanya dari wanita tersebut.
Dia waspada. Takut akan wanita tersebut mengkhianatinya. Sungguh malang sekali jika dia menyadari apa yang baru saja dia alami.
Garen kemudian berhenti.
Dia menjatuhkan teman prajuritnya terlebih dahulu dan menerjang ke depan ke arah matanya.
Wanita
itu kemudian panik akan apa yang dia hadapi. Prajurit ini terlalu
besar, terlalu cepat, dan sudah terlambat untuk bereaksi. Dari tangannya
dia hanya bisa mengeluarkan energi sihir. Tapi yang ada di pikirannya
hanyalah bagaimana caranya dia bisa mengambil lagi memori dari Garen
lagi. Matanya juga tidak terlepas pada prajurit yang mendekat ke arahnya
dengan cepat. Di sana, dia melihat bagaimana memori yang membuatnya
ingin mengambilnya, sampai akhirnya tidak ada lagi yang bisa –
Dia
merasakan dirinya kedinginan. Sesuatu di dalam tubuhnya yang terbuat
dari baja adalah sumber dari semua ini. Semakin lama semakin kuat dan
membuat tenggorokannya mendidih.
Wanita sihir itu kemudian melihat
ke bawah ke arah pedang Garen yang menembus tubuhnya. Terlihat darah
merah dan juga cairan hitam yang keluar dari bekas lukanya membanjir
sarung tangan Garen. Perlahan matanya mulai kabur.
Prajurit ini lebih cepat dari yang dia pikirkan.
“Mengapa?” dia mencoba mengatakan sesuatu, tapi yang ada hanya sebuah batuk yang mengeluarkan cairan hitam.
“Kau berbohong” jawab Garen.
Wanita itu membalas dengan senyuman serta cairan asam yang keluar dari giginya. “Bagaimana kau tahu?”
“Aku merasa… lebih ringan. Tidak ada beban lagi di dalam hatiku” balas Garen.
Wanita kemudian berkedip.
“Aku merasakan hal yang aneh. Kembalikan milikku.”
Dia berpikir untuk sesaat seiring dengan darahnya berkecamuk dengan lumpur yang menggenangi lantai gua ini.
Jari
dari wanita itu mati rasa ketika menempatkan jarinya di dalam tulang
tengkorak Garen, dan ternyata memaksa memori-memori itu terbang kembali
ke dalam pikirannya. Garen menggigit giginya sendiri menahan rada sakit
dan ketika membuka matanya, wanita itu melihat bahwa Garen telah
mendapatkan semua hal yang dia inginkan. Dia telah dibodohi.
“Mengapa
kau menawarkan semua ini?” tanya wanita sihir. “Kau lebih kuat dari
yang aku pikirkan. Sangat kuat. Dengan berbicara denganku terlebih
dahulu atau tidak, kau masih akan tetap bisa mencincangku menjadi
berkeping-keping. Mengapa kau malah menawarkan memori milikmu terlebih
dahulu?”
“Membiarkan tuan rumah terluka tanpa menawarkan sesuatu terlebih dahulu adalah hal yang…tidak sopan.”
Wanita itu tertawa.
“Apakah itu peraturan dari Demacia?”
“Lebih
tepatnya peraturanku” kata Garen, kemudian menarik pedangnya dari tubuh
penyihir itu. Darah mengucur deras dari dalam tubuhnya. Dia sudah mati.
Garen
tidak ingin berlama-lama menatapi kematian wanita itu. Diapun segera
menuju ke arah prajurit tersebut dan membawanya kembali ke Demacia.
Dan tanpa peraturan, Garen berpikir, akan menjadi seperti apa dunia ini?
Jika kita membicarakan salah satu game side scrolling shooter paling memorable yang pernah lahir di industri game, sebagian besar dari kita pasti akan menuju ke satu titik di masa lalu, CONTRA. Grafis yang sederhana di kala itu cukup mampu menangkap aksi heroik kedua tokoh utama. Dengan begitu banyak peluru yang beterbangan di layar, kelincahan tangan dan koordinasi yang baik sangat diperlukan untuk menyelesaikan game ini.
Left 4 Dead 2 memiliki permainan dan cerita yang bisa dikatakan jauh lebih baik dari Left 4 Dead pertama. Bentuk permainan yang sangat seru dari game pertama disempurnakan dalam game ini dengan berbagai feature baru yang menarik. Tidak seperti pada game pertama yang terasa seperti memainkan cerita yang berbeda di setiap misinya, Anda akan menemukan kesinambungan cerita antarmisi dalam game ini.
Left 4 Dead adalah sebuah koperasi multiplayer/horor FPS game yang dikembangkan oleh Valve Corporation. Permainan ini dibangun dengan menggunakan mesin Source dan tersedia pada PC dan Xbox 360. Selama perkembangan awal, judul kerjanya adalah “Teror Strike.”
Berbahaya, tapi begitu cepat dewasa, Annie adalah penyihir anak-anak dengan kekuatan api yang luar biasa. Bahkan di bayang-bayang pegunungan di utara Noxus, dia adalah keanehan sihir.